Liputan6.com, Jakarta Ada banyak penyakit yang lebih sering menyerang wanita atau memiliki risiko paling tinggi pada wanita ketimbang pria. Maka dari itu, penting sekali untuk menambah pengetahuan supaya bisa mencari tahu cara mencegah penyakit tersebut.
Tahukah kamu kalau masalah pembesaran kelenjar tiroid atau struma yang dikalangan awam juga sering disebut penyakit gondok lebih banyak ditemukan pada wanita daripada laki-laki?
Baca Juga
Spesialis Bedah Konsultan Onkologi, dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk dari RS EMC Sentul menjelaskan bahwa pembesaran kelenjar tiroid lebih banyak ditemukan pada wanita daripada laki-laki dengan perbandingan 4:1. Hal ini diakibat oleh adanya paparan hormon estrogen dan progesteron pada wanita serta hormon B-Hcg saat kehamilan.
Advertisement
Untuk diketahui, kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang terletak di leher bagian depan dan bawah, pada laki-laki terletak di bawah jakun. Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu dengan berat ± 15 - 20 gram.
Kelenjar tiroid menghasilkan Hormon Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3) yang berfungsi mengatur metabolisme sel tubuh, suhu tubuh, denyut jantung, mood, fungsi pencernaan dan lain-lain.
dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk memaparkan bahwa pembesaran kelenjar tiroid dapat disertai dengan perubahan kadar hormon tiroid baik lebih tinggi (hipertiroid), lebih rendah (hipotiroid) atau bahkan sering dengan kadar yang normal.
Penyebab pembesaran kelenjar tiroid ada beberapa sebab, seperti penyakit autoimun, infeksi, kekurangan diet makanan beryodium, fisiologis saat pubertas/hamil/menyusui, tumor dan lainnya.
Â
Gejala Pembesaran Kelenjar Tiroid
Sejumlah gejala yang biasanya dialami saat terjadi pembesaran kelenjar tiroid diantaranya adalah pembengkakan di leher bagian depan bawah yang ikut bergerak saat menelan, sering tanpa keluhan nyeri. Gejala lainnya bisa ada gangguan menelan, suara serak atau sesak nafas. Namun, ada juga beberapa kasus tanpa keluhan hingga ukurannya berkembang jadi cukup besar.
Apabila disertai kadar hormon yang tinggi (hipertiroid) maka akan menimbulkan gejala-gejala seperti:
- Jantung berdebar, gemetar atau tremor
- Keringat yang berlebih pada suhu yang normal
- Berat Badan menurun drastis
- Nafsu makan yang meningkat, mual muntah, sering BAB
- Tidak tahan panas
- Mata melotot (exophthalmos)
Bila kadar hormon yang rendah (hipotiroid) gejala yang ditimbulkan bisa berbeda, diantaranya:
- Berat Badan meningkat
- Tubuh terasa lemah, gerakan lambat
- Merasa kedinginan
- Gangguan menstruasi
- Kulit kering
Â
Advertisement
Diagnosa dan penanganan pembesaran kelenjar Tiroid
Bagi kamu yang mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan, dokter akan melakukan anamnesa dan pemeriksaan klinis, melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium kadar hormon tiroid, antibodi dan juga pemeriksaan USG tiroid dan bila diperlukan pemeriksaan CT Scan atau MRI dan Pemeriksaan Sidik atau Radionuklir.
dr. I Made Chandra Ari Kumara, Sp.B(K)Onk memaparkan sejumlah penanganan penyakit tiroid.
- Tidak perlu pengobatan hanya diobservasi secara berkala
- Dengan obat-obatan seperti obat Tiroksin untuk yang hipotiroid atau obat untuk Hipertiroid, atau obat-obat anti radang.
- Tindakan biopsi baik dengan jarum halus atau biopsi dengan tindakan operasi
- Tindakan operasi atau yang disebut dengan tiroidektomi baik total atau sebagian kelenjar tiroid.
- Pengobatan dengan radioaktif (Kedokteran Nuklir)
- Pemberian obat-obatan target terapi
Mengingat penyakit tiroid dan pembesaran kelenjar tiroid sering dijumpai pada wanita, maka melakukan pemeriksaan segera dan pengobatan yang tepat sesuai diagnosa akan memberikan hasil yang baik dan komplikasi yang rendah.
Â
(*)