Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengajak warga dunia untuk mengakhiri pandemi COVID-19 pada 2022.
Menanggapi hal ini, ahli epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa tantangan pencapaian akhir pandemi pada 2022 adalah varian Omicron. Berdasarkan tren terakhir, varian ini diprediksi akan mendominasi dunia di akhir Januari atau awal Februari 2022.
Baca Juga
“Termasuk di Indonesia tampaknya akan mulai lebih banyak di awal Januari dan Februari (2022). Ini belum bisa dihilangkan karena ada kecenderungan Delta dan Omicron bisa berdampingan atau kemungkinan lainnya Omicron bisa lebih mendominasi ketimbang Delta,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Jumat (24/12/2021).
Advertisement
Dua kemungkinan tersebut sudah terjadi, di Amerika Serikat Omicron lebih mendominasi daripada Delta. Sedang di beberapa negara lain, Omicron dan Delta cenderung berjalan beriringan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Bisa Berakhir dengan Catatan
Dicky menambahkan, saat ini dunia menghadapi 2 ancaman yakni Delta dan Omicron. Artinya, strategi yang digunakan tidak hanya dengan mengandalkan keberhasilan waktu melawan Delta saja, tapi harus lebih ditingkatkan.
“Bicara target WHO selesai 2022, kalau saya opsi optimisnya bisa berakhir di akhir 2022 dengan catatan vaksinasi dua dosis dunia ini bisa tercapai setidaknya pada September.”
“Ditambah populasi berisiko seperti lanjut usia (lansia) dan tenaga pelayanan publik sudah di-booster (vaksin penguat) menjelang akhir kuartal terakhir 2022. Itu akan membawa kondisi di mana banyak benua termasuk negara dalam fase lebih terkendali.”
Catatan lainnya, target ini dapat tercapai jika tidak ada varian baru selain Omicron dan Delta yang lebih hebat lagi. Maka dari itu, respons dunia perlu diperkuat dengan membangun sinergi yang kuat, kata Dicky.
Advertisement
Prediksi Akhir Pandemi
Menurut Dicky, tidak ada skenario tunggal dalam prediksi akhir pandemi. Para ahli membagi prediksi ini dalam 3 skenario besar.
“Dari semua skenario itu yang jelas pada akhir 2021 ini atau bahkan awal 2022 potensi bahwa pandemi ini akan berakhir sangat-sangat kecil.”
Hal ini berkaitan dengan seberapa banyak warga dunia yang telah memiliki imunitas. Baik karena vaksinasi maupun karena infeksi.
“Bicara konteks itu, Indonesia kurang lebih posisinya 40 persen atau kurang, virus ini juga relatif baru bagi manusia dan mutasinya cepat sehingga masih perlu waktu untuk mencapai titik stabil. Skenario terburuknya mungkin ini masih butuh waktu 2 tahun ke depan untuk berakhir.”
Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan COVID-19
Advertisement