Liputan6.com, Jakarta Para ahli menemukan kombinasi antara COVID-19 varian Delta dan Omicron yang kemudian disebut Delmicron.
Para ahli percaya bahwa Delmicron sebenarnya bertanggung jawab atas tsunami COVID-19 di Amerika Serikat dan Eropa.
Baca Juga
Tidak terlalu sulit untuk diuraikan, menurut para ahli, sebab Delmicron merupakan kombinasi dari varian Delta dan Omicron mengutip Times of India, Minggu 26 Desember.
Advertisement
Delmicron bukanlah varian baru dari Virus Corona COVID-19 seperti Alpha, Beta dan lainnya.
Ini adalah kombinasi dari dua strain yang ada yakni Delta dan Omicron. Ini adalah varian ganda dari COVID-19 yang menyebar dengan cepat di Barat.
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Berikut Ini
Sangat Menular
Karena Delmicron terbuat dari gabungan varian Delta dan Omicron, maka dianggap sangat menular dan kuat untuk menyebabkan gejala yang parah.
Kendati demikian masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk mendapatkan pengetahuan terperinci tentang sifatnya.
Sejauh ini gejalanya diperkirakan sebagai kombinasi dari Delta dan Omicron, infeksi Delmicron cenderung menunjukkan gejala yang kurang lebih sama dengan varian induknya. Tanda-tanda umum meliputi:
-Suhu tinggi
-Batuk terus-menerus
-Kehilangan atau perubahan pada indra penciuman atau perasa
-Sakit kepala
-Pilek
-Sakit tenggorokan.
Advertisement
Tentang Delta
Varian Delta mendominasi dari pertengahan April hingga pertengahan Juni, dan terutama bertanggung jawab atas gelombang kedua Virus Corona COVID-19 yang merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia. Strain virus ini menyebabkan gejala yang parah dan bahkan risiko rawat inap lebih besar.
Selain itu, ketegangan pasca infeksi juga dapat menyebabkan gejala jangka panjang seperti kabut otak, nyeri otot, dan rambut rontok.
Tentang Omicron
Sedang, Omicron, diyakini menyebabkan gejala yang lebih ringan. Meski cukup menular, tapi tidak menimbulkan gejala yang parah dan risiko rawat inap lebih rendah. Namun, para ahli percaya bahwa varian Omicron dapat melampaui kekebalan yang diberikan oleh infeksi dan vaksinasi alami.
Gejala awal infeksi Omicron termasuk sakit tenggorokan, sakit kepala dan kelelahan. Kehilangan kemampuan mencium bau dan rasa tidak dilaporkan dalam kasus Omicron.
Â
Advertisement