Liputan6.com, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memersingkat waktu isolasi bagi pasien COVID-19. Yang semula 10 hari, menjadi hanya lima hari dengan sejumlah syarat.
Isolasi selama lima hari diberikan apabila pasien COVID-19 tidak menunjukkan gejala, yang diikuti dengan lima hari memakai masker saat berada di luar rumah atau di keramaian.
Baca Juga
CDC, mengatakan, perubahan tersebut dilatarbelakangi ilmu pengetahun yang menunjukkan bahwa sebagian besar penularan SARS-CoV-2 atau Virus Corona penyebab COVID-19 terjadi pada awal perjalanan penyakit, yaitu satu sampai dua hari sebelum munculnya gejala dan dua sampai tiga hari setelahnya.
Advertisement
"Oleh sebab itu, orang yang dites positif COVID-19 harus diisolasi selama lima hari, dan jika tidak menunjukkan gejala pada saat itu, mereka dapat meninggalkan isolasi asalkan dapat menggunakan masker selama lima hari untuk meminimalkan risiko menularkan orang lain," Direktur CDC, Dr Rochelle Walensky dikutip dari cdc.gov pada Selasa, 28 Desember 2021.
Selanjutnya, bagi kontak erat dengan pasien COVID-19 yang diketahui belum atau tidak divaksinasi, atau lebih dari enam bulan setelah menerima suntikkan vaksin mRNA dosis kedua, dan belum booster, CDC merekomendasikan untuk menjalani karantina selama lima hari.
"Diikuti dengan penggunaan masker yang ketat selama lima hari berikutnya,"Â jelas CDC.
Bagaimana jika karantina lima hari tidak memungkinkan? CDC, mengatakan, sangat penting bagi kontak erat dengan pasien COVID-19 untuk memakai masker setiap saat ketika berada di kerumunan selama 10 hari setelah terpapar.
Namun, individu yang sudah menerima vaksin booster, lanjut CDC, tidak perlu dikarantina tetapi harus memakai masker selama 10 hari setelah kontak erat.
Meski begitu, kontak erat tetap harus melakukan swab test PCR pada hari ke-5 setelah kontak dengan pasien COVID-19.
"Jika gejala muncul, individu harus segera dikarantina sampai tes negatif memastikan gejala tersebut tidak disebabkan COVID-19,"Â kata Rochelle.
Â
Bedanya Isolasi dan Karantina
Isolasi berhubungan dengan perilaku setelah infeksi dikonfirmasi. Isolasi selama lima hari diikuti dengan pemakaian masker yang pas akan meminimalkan risiko penyebaran Virus Corona ke orang lain.
Sementara, karantina mengacu pada waktu setelah terpapar Virus Corona atau kontak dekat dengan seseorang yang diketahui terinfeksi COVID-19.
Kedua pembaruan datang ketika varian Omicron terus menyebar ke seluruh AS dan mencerminkan ilmu pengetahuan saat ini tentang kapan dan untuk berapa lama seseorang terinfeksi secara maksimal.
Data dari Afrika Selatan dan Inggris menunjukkan bahwa efektivitas vaksin terhadap infeksi untuk dua dosis vaksin mRNA adalah sekitar 35 persen. Dosis booster vaksin COVID-19 mengembalikan efektivitas vaksin melawan infeksi hingga 75 persen.
Vaksinasi COVID-19 mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian akibat COVID-19. CDC sangat menganjurkan vaksinasi COVID-19 untuk semua orang berumur lima tahun ke atas dan booster untuk semua orang berumur 16 tahun ke atas.
"Vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dan mengurangi dampak COVID-19 pada komunitas kita," kata CDC.
Direktur CDC, Dr. Rochelle Walensky, menambahkan, varian Omicron menyebar dengan cepat dan berpotensi berdampak pada semua aspek masyarakat.
Rekomendasi terbaru CDC untuk isolasi dan karantina menyeimbangkan apa yang diketahui tentang penyebaran virus dan perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi dan dosis booster.
"Pembaruan ini memastikan orang dapat dengan aman melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka. Pencegahan adalah pilihan terbaik. Dapatkan vaksinasi, dapatkan dorongan, kenakan masker di tempat umum di dalam ruangan di area penularan komunitas yang substansial dan tinggi, dan lakukan tes sebelum Anda berkumpul," katanya.
Â
Advertisement