Sukses

Sudah Ada Transmisi Lokal Omicron, Kasus COVID-19 Berpotensi Cepat Naik

Transmisi lokal Omicron berpotensi menaikkan kasus COVID-19 dengan cepat.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi melaporkan temuan kasus baru COVID-19 varian Omicron.

Kali ini, varian Omicron berasal dari pria usia 37 asal Medan yang tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri atau kontak erat dengan pasien Omicron. Maka dari itu, Nadia menyebut bahwa kasus ini merupakan transmisi lokal.

Menanggapi hal ini, Kabid Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Dr. Sonny Harry B. Harmadi mengimbau masyarakat untuk lebih waspada karena ada potensi kasus COVID-19 naik dengan cepat.

“Kita bersyukur tidak terjadi lonjakan kasus hingga hari ini, tapi harus tetap waspada karena kita lihat kan sudah ditemukan satu kasus transmisi lokal Omicron,” ujar Sonny dalam seminar daring di Youtube FMB9ID_IKP Selasa (28/12/2021).

“Dan kalau kita lihat pada banyak negara yang sudah mengalami kasus transmisi lokal Omicron itu cenderung angka kenaikan kasusnya cukup cepat, jadi harus hati-hati,” tambahnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Capaian Vaksinasi Baik

Sejauh ini, kondisi COVID-19 di Indonesia cukup baik. Hal ini terlihat dari kasus aktif yang terus mengalami penurunan.

Di sisi lain, tingkat vaksinasi sudah sangat baik karena lebih dari 268 juta sudah divaksinasi. Artinya, sekitar 53 persen penduduk Indonesia sudah divaksinasi dosis lengkap dan 75 persen lebih yang sudah vaksinasi dosis pertama.

“Artinya tersisa kurang dari 1,2 persen yang belum divaksinasi sama sekali,” kata Sonny.

3 dari 4 halaman

Capacity Response

Sedang, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia adalah meningkatkan capacity response agar lebih memadai. Capacity response ini khususnya merujuk pada pelacakan kontak erat atau tracing per kasus konfirmasi.

“Karena kita mengejar target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tuh 1 banding 30 sebetulnya, tapi kita belum bisa mencapai angka tersebut.”

Sejauh ini, tracing Indonesia masih di angka 1 banding 13. Namun, keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) sudah di bawah 2 persen.

“Tapi sekali lagi, belajar dari beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus akibat Omicron seperti di Eropa, memang lebih cepat menular dibanding Delta tapi tingkat keparahannya lebih ringan. Jadi tidak perlu khawatir berlebihan tapi yang penting masyarakat tahu ada risiko varian Omicron ini,” kata Sonny.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Yuk Kurangi Mobilitas Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 Saat Periode Nataru