Sukses

Resolusi Tahun Baru Jubir Nadia: Pandemi COVID-19 Berakhir

Semua pihak diharapkan bahu-membahu menyudahi pandemi COVID-19

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan resolusi tahun baru 2022 terkait penanganan pandemi COVID-19.

Resolusinya yakni pandemi segera berakhir dengan kerja sama berbagai pihak di Indonesia.  

“Agar pandemi segera berakhir dengan kekuatan kolaborasi Indonesia,” kata Nadia kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat Jumat (31/12/2021).

Resolusi tersebut bukan tak mungkin tercapai mengingat penanganan COVID-19 di Indonesia semakin membaik salah satunya dalam aspek vaksinasi.

Nadia memberi gambaran kesetaraan vaksin secara khusus di Indonesia yang cakupannya sudah melebihi 70 persen di dosis pertama dan lebih dari 50 persen pada dosis kedua. Hal ini diperkuat dengan stok vaksin yang mencapai 70 juta dosis.

“Cakupan kita dosis ke-1 78,5 persen kan dan dosis ke-2 54 persen, dan kita punya stok vaksin sampai dengan 70 juta dosis.”

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Ancaman di Tahun Baru

Walau demikian, Nadia tak memungkiri bahwa masih ada ancaman lonjakan COVID-19 di 2022. Ini menyusul adanya pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait adanya ancaman kembar varian Omicron dan Delta.

Ancaman kembar diartikan sebagai penularan Omicron yang cepat di tengah penyebaran varian Delta. Menurut Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, ancaman kembar dapat memicu tsunami COVID-19.

Tsunami ini dapat memberi tekanan pada sistem kesehatan. Di samping jumlah pasien yang dapat melonjak tinggi, tenaga kesehatan pun dapat kewalahan dan ikut tertular.

Guna mengantisipasi hal tersebut, Nadia mengatakan bahwa penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi tetap menjadi upaya yang perlu dilakukan.

“Apapun variannya, protokol kesehatan (prokes), batasi mobilitas, 3T (treatment, tracing, testing) dan segera vaksinasi.”

Selain itu, upaya pencegahan juga perlu dilakukan di hilir, mulai dari mempersiapkan fasilitas kesehatan (faskes) hingga Sumber Daya Manusia (SDM).

“Di hilir kita siapkan faskes dengan obat, ventilator oksigen, dan SDM.”

3 dari 4 halaman

Resolusi Tedros

Selain Nadia, Tedros juga memiliki resolusi tahun baru. Ia mengajak semua orang untuk membuat resolusi tahun baru dengan mendukung capaian vaksinasi 70 persen.

Ini menyusul perkiraan WHO bahwa 92 dari 194 negara anggota WHO akan meleset dari target 40 persen di 2021.

Sebelumnya, WHO menginginkan 40 persen populasi di setiap negara divaksinasi penuh pada akhir tahun, dan memiliki target 70 persen cakupan pada pertengahan 2022.

Hal ini dikarenakan pasokan yang terbatas ke negara-negara berpenghasilan rendah hampir sepanjang tahun. Ditambah, vaksin berikutnya hampir kadaluarsa dan tanpa bagian-bagian penting seperti jarum suntik.

“Ini bukan hanya rasa malu secara moral, itu merenggut nyawa dan memberi virus kesempatan untuk beredar tanpa terkendali dan bermutasi. Di tahun depan, saya menyerukan para pemimpin pemerintah dan industri untuk membicarakan kesetaraan vaksin,” katanya dalam konferensi pers.

"Sementara 2021 sulit, saya meminta semua orang untuk membuat resolusi tahun baru untuk mendukung kampanye vaksinasi 70 persen pada pertengahan 2022," kata Tedros mengutip straitstime.com Jumat (31/12/2021).

4 dari 4 halaman

Infografis Libur Natal dan Tahun Baru, Ini 5 Langkah Cegah Lonjakan COVID-19