Sukses

FDA Izinkan Booster Vaksin Pfizer untuk Anak Usia 12-15 Tahun

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengeluarkan izin penggunaan dosis ketiga atau booster vaksin Pfizer- BioNTech untuk anak usia 12 hingga 15 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah mengeluarkan izin penggunaan dosis ketiga atau booster vaksin Pfizer- BioNTech untuk anak usia 12 hingga 15 tahun.

Bahkan, FDA juga mengizinkan booster vaksin tersebut untuk anak usia 5-11 tahun yang memiliki kondisi immunocompromised atau defisiensi imun.

Keputusan ini diambil seiring dibukanya kembali kegiatan belajar-mengajar di sekolah, peningkatan kasus COVID-19 terkait varian Omicron, serta peringatan dari otoritas kesehatan bahwa cepatnya penularan varian itu bisa menyebabkan sistem kesehatan kewalahan.

Diharapkan, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) juga turut ambil bagian dalam perubahan kebijakan tersebut. Walau hingga kini CDC belum memberikan komentar.

"Berdasarkan kajian FDA terhadap data yang tersedia saat ini, satu dosis booster dari vaksin yang telah ada bisa memberi perlindungan yang lebih baik terhadap varian Delta dan Omicron," kata direktur Pusat Riset dan Evaluasi Biologi FDA Peter Marks, dilansir The Straits Times.

Dalam membuat keputusan tersebut, FDA mengatakan telah melakukan tinjauan terhadap data riil dunia dari Israel, termasuk data keamanan terhadap lebih dari 6.300 orang usia 12 hingga 15 tahun yang menerima dosis booster vaksin Pfizer-BioNTech setidaknya lima bulan setelah mendapat dosis lengkap vaksinasi.

Berdasarkan kajian tersebut, menurut FDA, diketahui tidak ada kasus baru peradangan hati langka dari orang-orang tersebut seperti yang sebelumnya dilaporkan.

 

 

2 dari 3 halaman

Diberikan 1-5 Bulan Setelah Dosis Kedua

Uji laboratorium menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna menghasilkan respon imun rendah terhadap Omicron. Sedangkan penambahan satu dosis booster tampak mampu mengembalikan efek perlindungan terhadap varian yang mudah menular tersebut.

CDC mengatakan, suntikan dua dosis vaksin mRNA dinilai 35 persen efektif melawan infeksi yang disebabkan oleh varian Omicron. Namun dosis booster mengembalikan efektivitas hingga 75 persen. Temuan tersebut berdasarkan data dari Afrika Seltan dan Inggris.

FDA memutuskan jangka waktu pemberian vaksin booster Pfizer berkisar satu hingga 5 bulan, alih-alih 6 bulan karena dapat memberi proteksi yang lebih baik dan cepat melawan varian Omicron.

Direktur Scripps Research Translational Institute di la Jolla, California, Dr Eric Topol mengatakan, dosis ketiga penting untuk melindungi diri dari keparahan akibat Omicron.

"Hal baiknya juga yaitu perubahan waktu pemberian vaksin booster dari enam bulan menjadi lima bulan. Itu merupakan langkah besar bagi negara ini, yang selama ini resisten terhadap data," tambah Topol.

3 dari 3 halaman

Inggris Berikan Booster 3-4 Bulan Pasca Dosis Lengkap Vaksinasi

Negara-negara lain, termasuk Inggris dan Israel kini telah memperpendek masa pemberian booster dari enam bulan menjadi tiga atau empat bulan setelah dosis kedua. Hal ini dilakukan sebagai upaya memerangi sebaran varian Omicron yang mudah menular.

Ilmuwan senior di Johns Hopkisn Institute for Health Security Amesh Adalja mengatakan dia tak percaya vaksin booster diperlukan oleh kebanyakan orang karena dua dosis vaksin sudah efektif untuk mencegah perawatan di rumah sakit dan keparahan penyakit, kecuali bagi lansia.

"Ketika saya bertugas di rumah sakit, saya tak melihat pasien berada di sana karena mereka kurang booster. Saya melihat banyak pasien karena mereka tidak mendapatkan dosis pertama dan kedua," tuturnya.

Ridwan Kamil menegaskan, penyebaran varian Omicron yang menjangkiti 20 warga Jabar bukan di level komunitas.

 

Â