Liputan6.com, Jakarta - Seiring bertambahnya usia, tanggung jawab yang ditempatkan pada anak untuk menyelesaikan tugas sekolah dan rumah juga ikut bertambah.Â
Sementara beberapa siswa memiliki motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka tepat waktu, siswa lain berjuang untuk memulai.
Baca Juga
Meskipun penting bagi orang tua untuk mengambil peran aktif dalam memastikan anak mereka menyelesaikan pekerjaan rumah, penting juga untuk tidak memaksa anak Anda melakukannya—ada perbedaan besar antara memaksa dan memotivasi.
Advertisement
Mendorong anak Anda untuk menemukan motivasi dengan cara yang positif penting untuk membangun kebiasaan yang bertahan lama. Memaksa anak Anda untuk melakukan pekerjaan dapat membuatnya membenci waktu belajar, membuat motivasi diri jauh lebih sulit untuk dicapai.
Melansir Education Corner, berikut kiat-kiat yang dapat membantu anak Anda menemukan motivasi belajar.
Â
1. Cari tahu apa yang menghentikan anak Anda
Anak Anda mungkin tidak termotivasi untuk belajar karena beberapa alasan. Menemukan akar masalahnya akan membantu Anda dan anak Anda mengembangkan rencana untuk mengatasi hambatan yang mencegahnya menyelesaikan pekerjaan rumah.
Beberapa alasan kurangnya motivasi mungkin:
- Kurang memahami materi
- Pekerjaan yang tidak cukup menantang
- Pekerjaan yang tidak sesuai dengan gaya belajarnya
- Kecemasan tentang sekolah
- Rasa percaya diri rendah
2. Dorong komunikasi yang terbuka dan tulus
Dorong anak Anda untuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa yang terjadi dengan pendidikannya. Ciptakan suasana terbuka di mana dia merasa nyaman mengekspresikan suka, tidak suka, atau kekhawatirannya. Lalu saat dia menyampaikan pendapatnya, pastikan untuk memvalidasi perasaannya – bahkan jika Anda tidak setuju.
Ketika anak-anak merasa pendapat mereka tidak penting, atau mereka terjebak, mereka cenderung melepaskan diri dari proses pembelajaran. Pembelajar yang baik tahu bahwa pendapat mereka penting dan merasa diyakinkan bahwa mereka dapat terbuka tentang pengalaman pendidikan mereka tanpa dihakimi, direndahkan, dikecilkan atau diabaikan.
Advertisement
3. Perkenalkan dan dorong berbagai jenis gaya belajar
Setiap anak memiliki preferensi dan gaya belajar yang paling sesuai dengan cara belajar mereka. Beberapa anak memiliki gaya belajar yang dominan, sementara yang lain lebih suka belajar menggunakan campuran gaya belajar.
Tidak selalu ada satu gaya belajar yang benar atau salah, atau campuran gaya belajar. Namun, dengan membantu anak Anda menemukan gaya belajar yang disukainya, Anda dapat menggunakan teknik yang akan meningkatkan kecepatan dan kualitas pembelajarannya.
Ada tujuh gaya belajar dasar: Visual, Auditory, Verbal, Fisik, Logis (matematis), Sosial dan Soliter.
Misalnya, anak-anak yang pembelajar visual belajar paling baik dengan melihat bagaimana segala sesuatunya bekerja. Sebaliknya, anak-anak yang merupakan pembelajar auditori belajar paling baik dengan mendengarkan hal-hal yang dijelaskan.
Untuk anak kecil, sangat bermanfaat untuk mengeksplorasi dan menggunakan berbagai jenis gaya belajar.
4. Bagikan semangat Anda untuk belajar
Antusiasme menular, terutama dalam hal mempelajari hal-hal baru. Jika anak atau siswa Anda melihat bahwa Anda dengan tulus antusias belajar, kemungkinan besar mereka akan antusias belajar. Baik itu sejarah, sains, membaca, menulis, atau bahkan matematika, bantu dia melihat bahwa belajar adalah perjalanan penemuan baru yang menarik.
Ambil setiap kesempatan – tanpa berlebihan atau sombong – untuk menemukan informasi baru bersamanya. Saat anak Anda melihat kegembiraan dan kegembiraan yang dibawa pembelajaran ke dalam hidup Anda, dia akan mulai berbagi antusiasme Anda untuk mempelajari hal-hal baru juga.
5. Gunakan waktu istirahat dengan tepat
Meskipun mungkin tergoda untuk mencoba dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah sekaligus, otak bisa kehilangan fokus tanpa istirahat (terutama untuk siswa yang lebih muda). Membagi waktu belajar menjadi bagian-bagian yang dapat diatur adalah penting untuk menjaga pikiran anak Anda tetap segar dan terlibat. Dorong anak Anda untuk mengambil istirahat belajar yang tepat selama sesi belajar.
Ingatlah kiat-kiat ini untuk istirahat belajar yang produktif:
- Gunakan timer untuk mengingatkan anak Anda kapan waktunya istirahat
- Beristirahatlah setelah sekitar 30 menit bekerja
- Pertahankan waktu istirahat antara 5-10 menit
Pastikan anak Anda memiliki cukup waktu setiap malam untuk menghilangkan stres. Diskusikan kegiatan yang harus dilakukan selama istirahat belajar atau setelah pekerjaan rumah selesai yang dapat membantu menurunkan stres
Advertisement
6. Fokus pada pembelajaran daripada hasil performa
Alih-alih berfokus terutama pada nilai, rayakan pencapaian yang terkait dengan pembelajaran—baik besar maupun kecil.
Ini mungkin ketika anak Anda berhasil memecahkan masalah matematika yang rumit, atau ketika dia selesai menulis draf pertama esai. Saat mengalihkan fokus ke belajar, anak Anda dapat menemukan lebih banyak kesenangan dalam menyelesaikan pekerjaan, membantu meningkatkan motivasi.
Â
Reporter: Lianna Leticia
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron
Advertisement