Sukses

Studi Ungkap Hubungan Antara Pupil Mata dan Kondisi Mental Pekerja

Biasanya, kesehatan mental tak dapat diukur secara fisik. Namun sebuah penelitian mengungkapkan hal berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi kesehatan mental kerap kali tak terlihat secara fisik. Biasanya, sulit untuk menyadari kondisi mental seseorang terutama yang terdekat saat mereka enggan bercerita.

Namun, peneliti di University of Missouri, Amerika Serikat mengungkapkan cara untuk menyadari kondisi kesehatan mental dari fisik seseorang yang dikaitkan dengan stres di tempat kerja.

Hal selaras juga diungkapkan dalam International Journal of Human-Computer Interaction, bahwa ukuran pupil mata seseorang dapat dijadikan indikator yang baik terkait seberapa kewalahan seseorang ketika mereka memiliki banyak tugas dalam pekerjaannya.

"Pada dasarnya, ada banyak cara untuk mengukur beban kerja secara fisik. Saat ini, ada banyak orang mengalami tekanan mental. Tetapi belum ada cara objektif untuk mengukur beban mentalnya sendiri," kata asisten profesor sekaligus penulis studi, Jung Hyup Kim, PhD dikutip Health, Selasa (4/1/2022).

Kim dan para rekannya dalam penelitian tersebut mengatakan, pupil bisa merespons perubahan lingkungan dengan mengubah ukurannya. Pupil dapat bertumbuh dan menyusut berdasarkan jumlah cahaya yang masuk.

Tak hanya itu, pupil mata juga ternyata bisa bereaksi pada suara tak terduga atau rangsangan eksternal lainnya, dan merespons proses kognitif yang terjadi dalam kepala seseorang.

Para peneliti menemukan bahwa ketika para partisipannya diminta untuk melakukan tugas dibarengi dengan perubahan yang tidak terduga, seperti munculnya suara alarm di sekitar mereka, mata para partisipan menjadi lebih tak menentu.

Mereka juga menemukan hubungan negatif antara dimensi pelebaran pupil, beban kerja, dan kondisi mental seseorang. Artinya, semakin stres seseorang, maka pupil mata pun akan semakin mengecil.

2 dari 3 halaman

Ekosistem pekerjaan

Menurut Kim dan rekannya, ini bukanlah sebuah kejutan bahwa multitasking dapat meningkatkan stres. Banyak penelitian telah mengungkapkan hal serupa, namun penelitian yang benar-benar mengukur efek tersebut dinilai belum begitu banyak.

"Mungkin perlu waktu beberapa tahun lagi sebelum alat pengukur seperti ini bisa tersedia di masyarakat umum. Saya dan rekan-rekan berharap akan ada yang dapat mengembangkan perangkat pendeteksi mata portabel agar dapat digunakan di banyak tempat," kata KIm.

Dengan begitu, Kim berharap alat tersebut bisa digunakan di tempat kerja seperti industri, perkantoran, dan lain-lain. Mereka pun mengungkapkan harapannya bahwa alat tersebut diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.

"Ini adalah terobosan. Jika kita dapat mengukur beban kerja dengan objektif, maka kita dapat merancang jadwal kerja yang lebih baik dan mengoptimalkan tugas yang diberikan bagi masing-masing orang," ujar Kim.

"Sehingga, para pekerja tidak terlalu lelah atau kewalahan. Jika kita bisa membantu kesejahteraan mereka, mudah-mudahan kita bisa mencegah kesalahan terjadi juga," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Infografis