Liputan6.com, Jakarta Menyadari beragam hal yang kurang baik dalam suatu hubungan (red flags) menjadi hal yang penting. Namun, memahami bahwa hubunganmu dengan si dia memiliki potensi baik untuk jangka panjang (green flags) juga tak kalah pentingnya.
"Green flags itu menunjukkan bahwa Anda berada di jalur hubungan yang sehat. Terutama, pasangan harus membuat Anda merasa aman dan bahagia," ujar psikolog klinis dan pakar hubungan Dr Diane Strachowski dikutip Bustle, Rabu (5/1/2022).
Baca Juga
Tak hanya itu, Diane pun menegaskan pentingnya untuk memeriksa diri sendiri sambil mempertimbangkan hal-hal yang Anda kagumi dari si calon pasangan.
Advertisement
Hal tersebut selaras dengan ungkapan psikolog Dr Marissa Tunis. Ia mengungkapkan bahwa mencari tahu apa yang menarik dari pasangan mungkin membutuhkan waktu.
"Tetapi mencari tahu apa yang membuat pasangan menarik untuk Anda adalah hal yang baik. Itu dapat diketahui semakin Anda mengenal mereka, bisa masuk dalam green flags," kata Marissa.
Lalu, apa sajakah yang jadi tanda bahwa hubungan memiliki potensi jangka panjang? Berikut beberapa diantaranya.
1. Kejelasan
Menurut Marissa, hal pertama yang menjadi tanda penting adalah Anda tidak harus bertanya-tanya pada diri sendiri apakah si dia benar-benar menyukai Anda atau tidak.
"Itu adalah pertanda baik kalau Anda mengetahui bagaimana perasaannya pada Anda karena dia sudah memberi tahu itu," kata Marissa.
Namun, itu bisa jadi pertanda buruk jika Anda justru meragukan perasaannya. Pasangan yang tepat tidak akan membuat Anda mempertanyakan bagaimana nilai Anda di matanya, justru akan membuat Anda merasa dihargai dan dicintai.
Dalam hal ini, calon pasangan juga tidak takut untuk membicarakan masa depannya dengan Anda. Mengingat hal itu menjadi tanda bahwa ia ingin berkomitmen untuk jangka panjang.
2. Menghargai semua orang
Perhatikanlah seberapa baik calon pasangan Anda pada orang lain. Menurut Marissa, salah satu caranya bisa dilihat dari bagaimana sikap si dia pada kasir atau pelayanan di restoran.
"Anda dapat mengetahui apakah dirinya adalah orang yang baik dari bagaimana caranya memperlakukan orang lain, bagaimana ia menanggapi temannya, dan apa yang dilakukan olehnya untuk membantu orang lain," ujar Marissa.
Ini menjadi hal penting apabila pasangan dapat bersikap baik, sopan, dan menghargai orang lain. Bukan hanya pada orang yang mereka kenal, melainkan juga pada orang-orang yang mereka tidak kenal.
3. Meluangkan waktu
"Anda mungkin pernah mendengar kalimat semacam 'Jika mereka ingin, mereka akan melakukannya'? Itu moto yang baik untuk dijalani dalam hubungan," kata Diane.
Jika seseorang benar-benar peduli dan ingin bersama Anda, maka ia akan menunjukkannya. Pertimbangkanlah bagaimana ia mengatur waktunya untuk Anda dan bagaimana cara komunikasinya pada Anda.
"Tak berhenti di situ, jika ia melibatkan Anda dalam relasinya bersama keluarga dan teman, maka itu menunjukkan signifikansi Anda dalam hidupnya," ujar terapis pernikahan dan keluarga, Dr Dana McNEil, PsyD, LMFT.
4. Validasi
Poin satu ini dinilai begitu penting terutama saat perselisihan terjadi. Pasangan yang baik tidak akan mengabaikan atau tidak memvalidasi perasaan Anda.
Menurut terapis Rachel Gabrielle, MA, LMHC, ada beberapa pertanyaan yang perlu ditanyakan pada diri Anda sendiri usai perselisihan pertama dengan si dia.
Seperti apakah ia masih memperlakukan Anda dengan baik dan mendengarkan Anda, dan apakah orang itu justru menutup diri, bersikap defensif, dan mengabaikan Anda.
"Jangan mempertahankan sebuah hubungan untuk seumur hidup Anda dengan orang yang tidak dapat membuat Anda merasa lebih baik, terutama setelah pertengkaran," kata Gabrielle.
5. Kemandirian
Dalam hubungan percintaan, pasangan bukanlah orang yang bisa menjadi segala-galanya. Jadi jika pasangan memberikan Anda dukungan untuk menjadi mandiri dan memiliki kehidupan di luar hubungan itu sendiri, maka itu pertanda yang baik.
"Tidak saling ketergantungan menjadi hal yang penting dalam hubungan yang sehat. Ketergantungan itu tidak sehat. Itulah mengapa penting untuk tetap memiliki banyak teman lainnya dan minat lain," kata psikolog sekaligus pakar hubungan, Dr Margaret Paul.
Advertisement