Liputan6.com, Jakarta Sudah ada 414 kasus varian Omicron di Indonesia, 31 diantaranya merupakan transmisi lokal. Kementerian Kesehatan sudah melakukan analisis terhadap kasus varian yang ada di Indonesia ini hasilnya hanya dua kasus sedang yang membutuhkan bantuan oksigen.
Melihat data yang ada untuk sementara, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa gejala varian Omicron cenderung tidak separah Delta.Â
Baca Juga
"Walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya," ujar Budi dalam keterangan pers Evaluasi PPKM pada Senin, (10/1/2022).
Advertisement
Maka berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pun melakukan penyesuaian jurus untuk menghadapi varian yang kasus aktifnya kini mendominasi di Indonesia.
"Memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta. Tetapi yang dirawat jauh lebih sedikit. Sehingga strategi layanan kesehatan akan digeser," kata Budi.
"Sebelumnya fokus ke rumah sakit, sekarang fokusnya ke rumah karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit," tambahnya.
Â
Kerja sama dengan 17 penyedia telemedisin
Terkait hal ini, Budi juga mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan kerja sama dengan 17 layanan telemedisin.
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan pasien positif COVID-19 yang dirawat di rumah tetap mendapatkan pelayanan dengan yang seharusnya.
"Kami juga sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedisin untuk memastikan agar orang yang harus dirawat di rumah tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi kedokteran dan juga mendapatkan akses untuk delivery obatnya," kata Budi.
Tak hanya itu, Budi menambahkan, pemerintah juga telah bekerja sama dengan Kimia Farma untuk memastikan obat-obatan tersebut bisa sampai pada pasien yang melakukan perawatan di rumah.
Advertisement