Liputan6.com, Jakarta - Memiliki gangguan kecemasan (anxiety disorder) terkadang bisa jadi hal yang membingungkan. Bahkan tak jarang memahami asal-muasalnya pun menjadi sebuah kesulitan. Â
"Gangguan kecemasan memiliki prevalensi tertinggi dari setiap persoalan kesehatan mental lainnya," kata psikoterapis Sarah Greenberg dikutip Bustle, Kamis (13/1/2022).
Baca Juga
Bahkan menurut Anxiety and Depression Association of America (ADAA), gangguan kecemasan telah terjadi pada 40 juta orang dewasa di sana.
Advertisement
Meski nampaknya telah menjadi hal yang umum, kenyataannya masih banyak orang yang belum benar-benar memahami soal gangguan kecemasan itu sendiri.
Maka, berikut merupakan beberapa hal yang mungkin bisa membantu Anda untuk lebih memahami soal gangguan kecemasan.
1. Bukan pilihan
Saat mengalami gangguan kecemasan, tak jarang ada orang yang bersikeras bahwa kebahagiaan sebenarnya adalah pilihan. Namun sebenarnya, gangguan kecemasan ternyata bukanlah pilihan.
"Para ahli telah setuju bahwa penyebab gangguan kecemasan sebenarnya terjadi karena kombinasi genetik dan pengasuhan (pengalaman hidup)," kata Sarah.
Hal tersebut bahkan tertuang dalam studi yang dilakukan oleh peneliti di Johns Hopkins Children's Center, bahwa anak-anak yang memiliki orangtua dengan gangguan kecemasan juga biasanya memiliki gangguan kecemasan.
2. Berbeda pada tiap orang
Meskipun kecemasan adalah suatu kondisi kesehatan mental yang begitu umum, pengalaman tiap orang terkait kecemasannya pun berbeda-beda. Itulah yang membuat kondisi ini dianggap unik.
"Ada begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman hidup Anda, begitupun dengan jalan Anda kedepan. Jadi pengobatan atau penanganannya pun tidak bisa sama," kata Sarah.
3. Tersembunyi
Kecemasan dapat termanifestasi dalam berbagai tingkatan. Bahkan bisa sampai pada titik Anda tidak menyadari saat gangguan kecemasan tersebut sedang terjadi.
"Kecemasan dengan tingkat rendah, tersembunyi, atau tidak disadari tidak secara signifikan mengganggu fungsi Anda sebagai manusia," kata psikolog klinis, Dr Jamie Long.
"Jadi meski begitu, tetap penting untuk mengenali tanda-tandanya karena hidup dalam ketegangan yang tinggi karena cemas bisa berdampak pada kesehatan Anda jangka panjang," tambahnya.
4. Berbeda dengan stres
Merasa gugup atau khawatir menjadi respons yang normal terhadap stres. Namun, kecemasan adalah gangguan kesehatan mental yang berbeda dan dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari.
"Seringkali, orang pun menyamakan kecemasan dan stres karena gejalanya mirip seperti kegelisahan, ketegangan, tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan juga kerap dikaitkan dengan kurang tidur," kata wakil dalam fasilitas perawatan kesehatan mental, Kristin Wilson.
Padahal, ada perbedaan mencolok diantara keduanya. Umumnya, stres adalah sebuah reaksi terhadap tekanan.
Sedangkan, gangguan kecemasan ditandai dengan perasaan gelisah, takut, khawatir yang terus-menerus dan tidak dengan mudahnya berakhir.
5. Dapat disembuhkan
Saat pertama kali mendapatkan diagnosis bahwa Anda mengalami gangguan kecemasan, sangat wajar merasa takut, kewalahan, hingga bingung tak tahu harus berbuat apa.
"Namun, kecemasan adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang dapat diobati. Ada serangkaian upaya yang terbukti efektif untuk mengurangi kecemasan," ujar psikolog klinis, Dr Scott Symington.
Sehingga, mengendali apa yang menjadi tandanya pun penting sebelum akhirnya memutuskan untuk menyembuhkannya.
Advertisement