Sukses

Strategi Pemerintah Jabar Tangani Varian Omicron Meniru Penanganan Delta

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan penanganan COVID-19 varian Omicron akan meniru penanganan varian Delta.

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan penanganan COVID-19 varian Omicron akan meniru penanganan varian Delta.

Pasalnya menurut Nina, pengalaman penanganan gelombang dua penyakit Corona pada pertengahan tahun lalu akan menjadi rujukan.

"Mulai dari penyiapan tempat isolasi di level desa, kabupaten atau kota dan provinsi, gencar melakukan tes COVID-19 dan telusur kontak erat, sampai kesiapan obat-obatan dan Alat Pelindung Diri (APD)," ujar Nina dalam keterangannya di Bandung, ditulis Jumat, 14 Januari 2022.

Termasuk percepatan vaksinasi COVID-19. Hingga kini cakupan vaksinasi sudah 78-80 persen dari target. Hanya tersisa 20 persen lagi.

Nina menuturkan otoritasnya telah membuat strategi apabila kasus COVID-19 meningkat. Strategi pertama penguatan puskesmas bersama TNI dan Polri.

"Dan PKK akan gencar melakukan tes dan telusur sebagai upaya mendeteksi dini. Kita harus siap, termasuk testingnya. Baik menggunakan rapid test antigen atau PCR. Kita juga harus siap dengan sumber daya manusia (SDM)," kata Nina.

 

2 dari 3 halaman

Penguatan Rumah Sakit

Penguatan rumah sakit secara umum dilakukan kembali seperti ketersediaan ranjang pasien COVID-19, oksigen, APD, dan obat-obat akan disiapkan semaksimal mungkin.

Ketersediaan seluruh perangkat penanganan pasien COVID-19 itu mengacu kepada data dari gelombang kedua pandemi lalu.

"Mana saja rumah sakit yang bisa meningkatkan kapasitas tempat tidurnya sampai 40 persen dari total tempat tidur. Semua sudah ada datanya dan akan kami sampaikan kembali bila ada peningkatan kasus," ucap Nina.

Untuk kabupaten dan kota yang memerlukan APD dan obat- obatan dapat langsung mengajukan surat permintaan langsung kepada otoritasnya.

3 dari 3 halaman

Masyarakat Diimbau Tidak Panik

Nina mengimbau kepada masyarakat Jabar untuk tidak panik, tetapi tetap waspada. Salah satu bentuk kewaspadaan itu tercermin dalam penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi.

"Kalau tidak hati-hati, kasus COVID-19 pada bulan Februari bisa naik. Tapi penularan bisa tertahan atau landai jika kita bersama-sama meningkatkan prokes," tukas Nina.

Penanganan varian Omicron jelas Nina, sama dengan penanganan COVID-19 varian lainnya. Pemerintah memperkuat 3T dan fasyankes, sedangkan masyarakat disiplin prokes dalam berkegiatan, menjauhi kerumunan baik di ruang terbuka maupun tertutup dan mengurangi mobilitas. (Arie Nugraha)