Sukses

Jika Tidak Setuju Anak Ikut PTM 100 Persen, Orangtua Bisa Lakukan Hal Ini

Pemerintah menjalankan program Pembelajaran Tatap Muka atau PTM 100 persen di beberapa sekolah. Seiring bertambahnya kasus COVID-19, beberapa sekolah pun akhirnya menghentikan sementara penerapan program ini.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menjalankan program Pembelajaran Tatap Muka atau PTM 100 persen di beberapa sekolah. Namun, seiring bertambahnya kasus COVID-19, beberapa sekolah pun akhirnya menghentikan sementara penerapan program ini.

Warganet pun bertanya, jika PTM 100 persen tetap dilaksanakan, apa yang pelu dilakukan oleh orangtua?

Menjawab pertanyaan tersebut, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, orangtua sebetulnya diberi pilihan untuk mengizinkan anaknya pergi sekolah atau sekolah dari rumah.

Lalu, bagi yang putra/putri bersekolah di ibukota, ada hotline atau call center terkait PTM. Melalui hotline yang disediakan, orangtua dapat mengungkapkan keberatannya.

“Kalau di Jakarta itu di website-nya ada opsi, kalau orangtua keberatan maka dapat menghubungi hotline. Ini kan negara demokratis jadi harus menghargai juga para orangtua ini, karena jika ada apa-apa pada anak maka yang tanggung jawab itu orangtuanya,” kata Piprim dalam siaran Instagram IDAI, dikutip Jumat (14/1/2022).

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Orangtua Aktif Memonitor

Di sisi lain, orangtua juga dapat ikut aktif memontor pelaksanaan PTM 100 persen di lapangan.

“Karena kalau didapatkan hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misalkan protokol kesehatan tidak dijalankan dengan baik, sirkulasi udara buruk, padat nah ini kan orangtua juga bisa memberi asupan (masukan).”

Orangtua dalam evaluasi program PTM 100 persen perlu berkontribusi dalam memberi masukan baik pada pihak sekolah maupun pemerintah, kata Piprim.

3 dari 4 halaman

Beri Pembekalan

Dalam kesempatan yang sama Ketua Satuan Tugas COVID-19 IDAI Yogi Prawira mengatakan bahwa sebetulnya program PTM 100 persen ini pada dasarnya dilakukan atas desakan orangtua.

Orangtua merasa lelah ketika harus bekerja dan sekaligus menjadi guru bagi anak-anaknya.

“Jadi pada saat kita memutuskan untuk mengirim anak kita keluar, entah itu ke sekolah, rumah sakit, atau rekreasi maka jangan lupa dibekali, jadi pastikan kesiapan si anak,” kata Yogi.

Ia menambahkan, anak-anak adalah peniru ulung, apapun yang dicontohkan pada mereka maka akan mereka kerjakan.

“Begitu juga ketika di sekolah, apa yang dicontohkan guru-gurunya, itu yang akan dikerjakan.”

Sejauh ini, IDAI mendukung PTM dengan syarat-syarat tertentu. Seperti transmisi lokal harus sudah terkendali, pemerintah harus tetap melakukan surveilans, dan jangan menurunkan kapasitas testing.

4 dari 4 halaman

Infografis Ragam Tanggapan Sekolah Gelar PTM Terbatas 100 Persen