Liputan6.com, Jakarta - Anggota Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Klara Yuliarti SpK(A) menyebut bahwa stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia hingga saat ini.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes RI pada 2018, angka stunting di Indonesia capai 30,8 persen.
Baca Juga
Terlebih lagi, kata Klara, kondisi ini dapat berulang hingga ke generasi berikutnya.
Advertisement
"Tak hanya memengaruhi ukuran tubuh anak, membuat tinggi badannya tidak sama dengan anak-anak lain, tapi juga memengaruhi kecerdasannya," kata Klara pada diskusi virtual belum lama ini.
Beruntung stunting dapat dicegah. Salah satunya dengan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada bayi di usia nol hingga enam bulan yang dilanjutkan hingga usia dua tahun. Serta memberikan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) yang tepat dan bernutrisi lengkap mulai usia enam bulan.
Klara, menjelaskan, ini disebabkan ASI mengandung enzim pencernaan dan zat penangkal penyakit seperti makrofag, limfosit, immunoglobulin, laktoferin, serta bakteri Lactobacillus bifidus yang baik bagi tubuh.
"ASI membentuk sistem kekebalan tubuh bayi, mencegah dari infeksi penyakit, dan membuat bayi tidak mudah rewel," katanya.
Alasan stunting harus dicegah
Jika stunting tidak dicegah, kondisi ini dapat menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendeknya, stunting dapat memengaruhi perkembangan otak. Sedangkan dalam jangka panjang, dapat mengurangi kapasitas kognitif.
Klara lalu menambahkan bahwa secara metabolik, kekurangan nutrisi pada golden age atau masa emas akan menyebabkan terjadinya perubahan dari kemampuan metabolisme.Â
Anak stunting akan menjadi lebih mudah gemuk karena kemampuan untuk membakar lemak mereka lebih rendah dibandingkan anak yang tidak stunting.
Akibatnya, angka kejadian Non Communicable Disease (NDC) atau penyakit tidak menular meningkat, seperti diabetes, obesitas, dan lain-lain.
"Jadi ini kenapa stunting itu sangat berbahaya,"Â Klara menerangkan.
Advertisement
ASI juga dapat mengurangi risiko penyakit lainnya
Selain menurunkan risiko stunting, memberikan ASI juga dapat mengurangi risiko berbagai penyakit lainnya, seperti diabetes melitus, obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi di kemudian hari.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih jarang mengalami diare dan masalah pencernaan lainnya, dikutip dari Klikdokter.
Ini disebabkan tubuh bayi mendapatkan zat kekebalan dari ASI sehingga dapat membantu melawan serangan infeksi.
Reporter: Lianna Leticia
Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19
Advertisement