Liputan6.com, Jakarta Salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates baru-baru ini mengungkapkan kembali pendapatnya soal COVID-19 dalam sebuah sesi tanya jawab bersama Direktur Global Health Governance, Devi Sridhar.
Menurutnya, pandemi COVID-19 nantinya mungkin akan diperlakukan seperti flu musiman. Serta, Omicron juga kemungkinan akan menjadi varian terakhir dari virus SARS-CoV-2.
Baca Juga
Ahli Mikrobiologi sekaligus Staf Pengajar Biologi di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Mia Miranti menjelaskan, pada awalnya virus Corona memang dikenal menyebabkan flu.
Advertisement
"Selama saya mempelajari virus Corona, diketahui pada awalnya virus ini menyebabkan cold yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai flu," ujar Mia saat dihubungi Health Liputan6.com, Rabu (19/1/2022).
Padahal, menurut Mia, jenis atau strain virus untuk cold dan influenza sebenarnya berbeda. "Strain virus untuk cold dan influenza adalah jenis yang berbeda. Cold disebabkan virus Corona. Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus, contoh H5N1 atau flu burung," kata Mia
"Jadi kalaupun disebut sebagai flu musiman, gejala cold dan influenza memang sama-sama mirip. Tetapi strain virusnya berbeda," tambahnya.
Ragu jadi gelombang terakhir
Tak hanya itu, Mia juga mengungkapkan bahwa ia ragu jika dikatakan varian Omicron akan menjadi gelombang terakhir dari pandemi COVID-19 ini.
"Kalau dikatakan Omicron akan menjadi gelombang terakhir coronavirus, saya sangsi (ragu) karena Coronavirus sampai saat ini belum berhenti bermutasi," ujar Mia.
Mia menambahkan, bahkan virus influenza pun setiap tahunnya masih selalu bermutasi. Hal tersebut dikarenakan genom asam nukleatnya yang sama-sama RNA memang mudah mengalami mutasi.
"Bahkan influenza virus pun setiap tahun selalu bermutasi, karena memiliki genom asam nukleat sama-sama RNA, yang paling mudah mengalami mutasi sama seperti HIV juga," kata Mia.
Advertisement
Pendapat WHO
World Health Organization (WHO) pun membantah ungkapan Bill Gates beberapa hari lalu tersebut. Menurut pemimpin teknis WHO, Dr Maria Van Kerkhove, pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai.
"Kami mendengar banyak orang mengatakan bahwa Omicron adalah varian terakhir, yang mana akan berakhir setelah ini," ujar Maria dalam video yang diunggah pada kanal YouTube United Nations, Rabu (19/1/2022).
"Itu tidak akan terjadi karena virus ini sedang menyebar dengan begitu intens di seluruh dunia," tambahnya.
Begitupun menurut Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Kasus positif COVID-19 di beberapa negara memang sedang landai. Tapi bukan berarti, gelombang tersebut telah selesai.
"Di beberapa negara, kasus terlihat sedang landai, yang memberikan harapan bahwa yang terburuk dari gelombang terakhir ini telah selesai. Tetapi, belum ada negara yang terbebas dari itu," ujar Tedros.
Infografis
Advertisement