Liputan6.com, Jakarta Program Minyak Goreng Satu Harga sesuai kebijakan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mendapat sambutan meriah dari warga terutama ibu rumah tangga.
Kebijakan ini bertujuan agar para peritel bisa menjual minyak goreng baik kemasan premium dan kemasan sederhana dengan harga setara yakni Rp 14.000 per liternya.
Baca Juga
Terkait hal ini, dokter gizi komunitas Tan Shot Yen ikut angkat bicara. Dari sisi kesehatan, ia mengatakan bahwa menu makanan sehat tidak harus menggunakan minyak goreng.
Advertisement
“Rencanakan menu sehat tanpa perlu minyak goreng. Jadi enggak perlu tergantung pemerintah kasih harga bonus,” kata Tan kepada Health Liputan6.com Kamis (20/1/2022) melalui pesan singkat.
Simak Video Berikut Ini
Cara Masak yang Salah
Ia juga menyampaikan bahwa salah satu cara mengolah makanan yang salah adalah dengan proses menggoreng.
Di sisi lain, makan makanan yang digoreng dapat meningkatkan risiko penyakit. Dengan demikian, tidak menggunakan minyak goreng sama selain menghemat dompet juga menghemat biaya perawatan.
“Menghemat biaya sakit akibat cara masak yang salah, termasuk menggoreng.”
Advertisement
Isi Piringku
Alih-alih menyediakan menu yang digoreng Tan lebih menyarankan keluarga untuk memastikan menu sesuai gizi seimbang. Bahan-bahannya bisa didapat dari pasar lokal atau bahkan kebun sendiri.
“Selain itu, konsep ‘Isi Piringku’ bisa diterapkan, bukan hanya memberi kesehatan tapi juga penghematan.”
Konsep isi piringku meliputi makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan, dan sayuran. Didukung pula dengan cuci tangan pakai sabun sebelum makan, minum air 8 gelas sehari, dan aktivitas fisik 30 menit per hari.
Ia juga merekomendasikan beberapa menu makanan yang bebas dari penggunaan minyak goreng seperti pecel, lontong, tempe bacem, buntil, singkong rebus, sup kacang merah, ayam bakar, bening bayam, pepes ikan, capcay kuah, dan lain-lain.
Infografis Pemicu Harga Minyak Goreng Melonjak
Advertisement