Sukses

Efikasi Vaksin Booster Bagi Penerima Sinovac Ada yang 100 Persen

Indonesia menggunakan macam-macam vaksin booster.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman, Wien Kusharyoto,  menerangkan efikasi dari macam-macam vaksin booster di Indonesia.

Vaksin COVID-19 booster yang diizinkan digunakan di Indonesia yang disebut Wien yaitu Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, dan Janssen.

Berikut rincian efikasi vaksin booster di Indonesia setelah vaksin pertama dan keduanya menggunakan Sinovac:

- Sinovac 80 persen.

- Pfizer 100 persen.

- Janssen 95 persen.

- AstraZeneca 100 persen.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Efikasi Sinovac

Dalam studi yang dilakukan di Brasil, booster Sinovac meningkatkan perlindungan sebanyak 80 persen dari COVID-19 varian Delta.

Sedangkan pada COVID-19 varian Omicron, booster Sinovac meningkatkan antibodi dan netralisasi virus sebanyak 35 persen.

“Kalau booster dengan menggunakan Sinovac boleh dikatakan perlindungannya rendah hanya terjadi peningkatan yang tidak terlalu signifikan dalam jumlah antibodi dan netralisasi virus,” kata Wien dalam seminar daring Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Rabu (26/1/2022).

Peningkatan jumlah antibodi oleh vaksin booster Sinovac setelah vaksin pertama dan kedua dengan vaksin yang sama hanya tiga hingga lima kali lipat. Ini lebih rendah ketimbang booster dengan vaksin selain Sinovac, tambah Wien.

3 dari 4 halaman

Efikasi Pfizer, Janssen, dan AstraZeneca

Wien juga menjelaskan bahwa booster Pfizer setelah vaksin pertama dan keduanya Sinovac dapat meningkatkan perlindungan hingga 100 persen.

“Hasil ini saya peroleh 4 hari lalu jadi relatif baru, di sini terlihat bahwa pemberian booster dari Pfizer meningkatkan perlindungan yang lebih tinggi yakni 100 persen.”

Vaksin lainnya yakni booster Janssen dapat meningkatkan perlindungan hingga 95 persen. Di sisi lain, vaksin booster AstraZeneca juga dapat meningkatkan perlindungan hingga 100 persen dari varian Delta.

Wien juga menjelaskan bahwa efektivitas vaksin primer lebih rendah terhadap Omicron, kecuali dilakukan pemberian booster. Vaksin booster juga memberi perlindungan kuat pada risiko hospitalisasi atau rawat inap.

Sekitar 6 bulan setelah vaksin kedua, maka perlindungannya menurun drastis hingga ke angka 2 persen. Namun, jika booster dilakukan, maka perlindungannya kembali naik hingga 63 persen.

Wien juga mengingatkan, penurunan efektivitas tidak hanya terjadi pada vaksin primer tapi juga pada vaksin booster.

“Namun, booster pun seiring berjalannya waktu akan berkurang efektivitasnya setelah kira-kira 2 setengah bulan tapi penurunannya cenderung landai (94 persen di minggu kedua menjadi 89 persen di minggu ke-10,” tutup Wien.

4 dari 4 halaman

Infografis 6 Cara Hindari COVID-19 Saat Bepergian dengan Pesawat