Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar orang mungkin pernah mengalami kesemutan. Salah satunya bisa dialami ketika duduk terlalu lama. Namun sebenarnya, kesemutan juga dapat memiliki arti lain, lho.
Secara medis, kesemutan juga dikenal dengan istilah paresthesia. Umumnya kondisi satu ini terjadi di daerah tangan, lengan, atau kaki.
Baca Juga
Mengutip laman Medical News Today, sensasi kesemutan biasanya hanya sementara, yang mana disebabkan oleh adanya tekanan pada saraf sehingga aliran darah pun terhambat.
Advertisement
Namun, bila terjadi secara berkepanjangan, maka kesemutan juga bisa jadi tanda dari suatu kondisi kesehatan tertentu. Lalu, apa sajakah itu? Berikut beberapa diantaranya.
Diabetes
Obesitas dan diabetes menjadi dua faktor yang dapat meningkatkan potensi kesemutan berkepanjangan.
Hal ini dikarenakan berat badan dapat memberikan tekanan ekstra pada bagian saraf. Terlebih, diabetes sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada bagian saraf dan jaringan tubuh.
Kehamilan
Berat badan dan penambahan air yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan pembengkakan dan tekanan pada saraf tubuh.
Sehingga, hal tersebutlah yang dapat memicu terjadinya kesemutan.
Berbaring terlalu lama
Beristirahat di tempat tidur atau berbaring dalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan saraf mengalami tekanan (kompresi) dan meningkatkan risiko terjadinya paresthesia.
Gerakan monoton
Ternyata, kesemutan juga bisa terjadi jika seseorang melakukan pekerjaan yang membutuhkan gerakan berulang atau monoton pada area tangan, siku, atau kaki.
Namun, penting untuk tidak melakukan self diagnose terkait kondisi satu ini. Mengingat masih ada berbagai penyebab lainnya yang mungkin berkontribusi.
Jika memang Anda merupakan salah satu orang yang kerap mengalami kesemutan berulang dalam waktu berkepanjangan, maka Anda pun bisa melakukan konsultasi pada dokter terlebih dahulu.
Advertisement