Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menambah kombinasi vaksin booster, yakni AstraZeneca dosis penuh (full dose). Penggunaan ini ditujukan kepada penerima vaksin primer (vaksin dosis 1 dan 2) yang juga AstraZeneca.
Dalam hal ini, pemberian vaksin AstraZeneca untuk booster digunakan secara homolog. Artinya, pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Ketetapan di atas tertuang melalui surat bernomor SR.02.06/II/408/2022 perihal Penyesuaian Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster), yang diteken Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, tertanggal 27 Januari 2022.
Adanya penambahan booster homolog vaksin AstraZeneca, regimen vaksin booster menjadi 5 jenis kombinasi. Sesuai surat yang diperoleh Health Liputan6.com, Jumat (28/1/2022), regimen dosis lanjutan (booster) yang diberikan pada triwulan pertama tahun 2022, yaitu:
a. Untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac, maka diberikan:
- Vaksin AstraZeneca, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
b. Untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca, maka diberikan:
- Vaksin Moderna, separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Vaksin Pfizer, separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Vaksin AstraZeneca, dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Peningkatan Titer Antibodi
Pemberian vaksin AstraZeneca untuk booster secara homolog juga sudah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Bahwa terjadi peningkatan titer antibodi setelah booster.
"Vaksin AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) sebagai booster homolog dapat diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) pada usia 18 tahun ke atas," kata Kepala BPOM RI Penny K. Lukito saat Konferensi Pers Vaksin COVID-19 Booster, Senin (10/1/2022).
"Ini dengan peningkatan nilai rata-rata titer antibodi IgG setelah pemberian booster/dosis lanjutan dari 1.792 (sebelum pemberian booster/dosis lanjutan) menjadi 3.746."
Advertisement