Liputan6.com, Jakarta Pelayanan Telemedicine memang merupakan bagian amat penting dari isolasi mandiri sekarang ini, apalagi diperkirakan kasus akibat Omicron masih akan terus meningkat.
Ada 3 usulan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan telemedisin bagi isoman COVID-19 sekarang ini:
Baca Juga
1. Sebaiknya konsultasi dengan dokter Telemedicine tidak hanya di hari pertama saja, tetapi setiap hari selama masa isoman, untuk memonitor:
Advertisement
- Perkembangan keluhan pasien dari hari ke hari
- Apakah mungkin ada keluhan dan atau efek samping waktu mengkonsumsi obat yang diberikan
- Untuk kemungkinan menyesuaikan dosis dan atau memberi obat tambahan kalau diperlukan dalam hari-hari menjalani isoman.
Kalau sekiranya mmg tidak bisa diberikan pelayananan telemedisin gratis tiap hari, maka akan sangat baik kalau pasien dapat konsultasi harian (lwt telpon tentunya) dengan Dokter / tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat, atau ya ke dokter/NaKes yang kebetulan kenal atau keluarga, bagaimanapun konsul/pengawasan harian memang penting, walaupun hanya dengan telpon/WA.
Â
Simak Video Berikut Ini:
Melibatkan keluarga
2. Setidaknya pada konsultasi pertama, maka seyogyanya juga melibatkan keluarga yang sehari-hari menangani pasien. Kalau teleponnya dengan WA call bisa dengan mudah menambah partisipan anggota keluarga.
Kepada keluarga perlu dijelaskan apa yang harus mereka lakukan dalam merawat pasien di rumah ini, yang seringkali bukan masalah mudah.
Seperti di atas, kalau pelayanan Telemedicine belum bisa melibatkan keluarga yg merawat dirumah, maka baik kalau anggota keluarga mencoba komunikasi dengan dokter/nakes lain yg mungkin ada kenalan dll. Saya misalnya, sering kali dihubungi teman2 untuk bertanya kalau ada anggota keluarganya yang isoman.
3. Selain pemberian obat maka harus dipikirkan juga bagaimana ketersediaan alat kesehatan untuk memantau keadaan kesehatan, minimal tiga alat, thermometer yang bisa dibeli sendiri, tensimeter yang mungkin sebagian keluarga sudah punya dan oximetri yang nampaknya praktis tidak ada keluarga yang punya, padahal selalu disebutkan bahwa penurunan saturasi oksigen yang diukur dengan oximetri merupakan parameter penting untuk pertimbangan pasiennya harus masuk RS.
Mungkin baik kalau pasien Isoman bisa pinjam Oximeter dari Puskesmas misalnya, atau SatGas COVID-19 tingkat kabupaten/kota, dll.Â
Â
**Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes
Advertisement