Sukses

Bertambah 12 Ribu Lebih, Kasus Aktif COVID-19 81.349 per 1 Februari 2022

Kementerian Kesehatan kembali merilis data terkini angka aktif dan terkonfrimasi COVID-19 hingga pukul 12.00 pada 1 Februari 2022.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan kembali merilis data terkini angka aktif dan terkonfrimasi COVID-19 hingga pukul 12.00 pada 1 Februari 2022.

Dari data tersebut, hari ini kasus aktif bertambah 12.753 sehingga total menjadi 81.349. Sedangkan kasus terkonfirmasi bertambah 16.021 hingga totalnya menjadi 4.369.391.

Kasus meninggal juga bertambah 28 kasus menjadi total secara nasional 144.348.

Namun, di sisi lain kasus sembuh pun bertambah signifikan. Sejak kemarin, ada 3.240 kasus sembuh sehingga jumlahnya menjadi 4.143.694.

Sementara itu, jumlah vaksinasi secara nasional juga meningkat. Untuk vaksinasi pertama, ada penambahan 440.665 sehingga total masyarakat yang telah vaksinasi pertama yaitu 185.121.652.

Untuk vaksinasi kedua bertambah 627.615 sehingga menjadi 128.655.689. Dan vaksinasi booster atau ketiga pun mengalami penambahan sebanyak 289.918 hingga manjadi total 4.511.560. Jika dijumlahkan, secara keseluruhan dosis vaksinasi yang telah disuntikkan sebanyak 208.265.720.

 

2 dari 2 halaman

Provinsi terbanyak COVID-19

Kementerian Kesehatan juga merilis data sebaran provinsi COVID-19 terbanyak pada 1 Februari 2022.

Kasus terbanyak pertama adalah DKI Jakarta dengan 464 Pelaku PerjalananLuar Negeri (PPLN) dan Trasmisi lokal sebanyak 5927 sehingga totalna 6.391 kasus.

Kedua adalah Jawa Barat dengan rincian PPLN 19 orang, serta transmisi lokal 4230 sehingga totalnya 4.249 kasus.

Ketiga, Banten. Dengan PPLN 22 orang dan transmisi lokal 2.441 orang. Totalnya 2.463.

 

Kemampuan deteksi Indonesia lebih baik

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dalam keterangan pers menyampaikan bahwa memang benar terjadi kenaikan positivity rate dalam seminggu terakhir. “Positivity rate mingguan kita ada kenaikan sebesar 3,65%. Hal ini selain seiring dengan kenaikan kasus konfirmasi, tapi juga sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan tracing,” ujar dr. Nadia.

dr. Nadia mengatakan bahwa untuk mendapatkan data yang komprehensif, sebaiknya data dilihat dalam 7 hari terakhir, tidak hanya fokus pada data harian saja. “Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No. 4805 agar kita dapat melihat perkembangannya dalam 7 hari dan tidak terfokus dengan data harian saja. Hal ini agar kita dapat melihat data secara utuh sehingga dapat memperoleh informasi yang tepat,” tambah dr. Nadia.

Kenaikan positivity rate ini menunjukan kemampuan deteksi Indonesia dalam hal testing dan tracing. Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 per 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 per 1000 penduduk per minggu.

“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu. Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” terang dr. Nadia.

Kenaikan angka kasus dalam satu minggu terakhir telah diantisipasi oleh Kementerian Kesehatan dengan menyiapkan kapasitas tempat tidur perawatan COVID-19. Diharapkan hal ini dapat menjawab kekhawatiran masyarakat.

“Secara nasional, total ketersediaan tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 yang dapat tingkatkan sampai dengan kapasitas maksimal 156.847 tempat tidur. Untuk Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit rujukan saat ini di 6.496 dari 13.777 kapasitas tempat tidur yang tersedia. Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” papar dr. Nadia.

Agar angka kasus ini tidak bertambah semakin besar, dr. Nadia meminta agar masyarakat tetap patuh untuk menjalankan protokol kesehatan. “Jika tidak bergejala, cukup untuk melakukan isoman di rumah atau isoter, dan manfaatkan layanan telemedicine yang tersedia. Segera lakukan vaksinasi booster, dan tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan. Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tutup dr. Nadia.