Liputan6.com, Jakarta Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membandingkan situasi COVID-19 di Amerika Serikat sebelum dan setelah adanya Omicron.
Perbandingan ini diterbitkan dalam artikel Trends in Disease Severity and Health Care Utilization During the Early Omicron Variant Period Compared with Previous SARS-CoV-2 High Transmission Periods — United States, December 2020–January 2022.
Baca Juga
Dalam artikel disebutkan bahwa varian Omicron bermula di Amerika Serikat pada 1 Desember 2021 dan menyebar secara cepat. Pada 15 Januari 2022 diumumkan 99.5 persen spesimen sekuen di negara itu adalah Omicron.
Advertisement
Menanggapi hal ini, Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama berpendapat bahwa akan baik kalau Indonesia melakukan hal serupa.
“Akan baik kalau sekarang juga disampaikan luas ke publik tentang sudah berapa persen dominasi Omicron di antara varian-varian lain yang masih ada di negara kita,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (2/2/2022).
Simak Video Berikut Ini
Kasus Omicron Lebih Tinggi Ketimbang Delta
Publikasi CDC Amerika Serikat juga menunjukkan jumlah kasus yang tertinggi adalah ketika menghadapi Omicron, dibanding ketika mereka diserang varian Delta.
Kasus harian rata-rata tertinggi akibat Omicron di Amerika Serikat adalah 799.000 orang. Angka ini lima kali lebih tinggi daripada rata-rata kasus harian tertinggi Delta negara itu, yaitu 164.000 orang.
Kenyataannya dampak ke pelayanan kesehatan di Amerika ternyata lebih besar ketika Omicron daripada ketika varian Delta melanda, bukan karena tingkat beratnya penyakit tetapi karena jumlah total kasus jauh lebih tinggi.
“Sehingga walaupun persentase yang harus masuk rumah sakit lebih rendah dari Delta tetapi angka mutlaknya tetap saja tinggi. Angka rata-rata harian masuk rumah sakit di Amerika Serikat karena varian Omicron adalah 22.000, dan ini 1,8 kali lebih tinggi dari varian Delta, yaitu 12.000.”
Advertisement
Mempersiapkan Rumah Sakit
Beban rumah sakit di Amerika Serikat perlu diantisipasi di Indonesia, lanjut Tjandra. Khususnya melihat pengalaman yang cukup tragis pada sekitar Juni dan Juli tahun yang lalu.
“Mudah-mudahan hal seperti tahun lalu tidak sampai terjadi lagi, dan untuk itu simulasi lapangan dan juga table top exercise tentu baik dilakukan secara rutin dari waktu ke waktu.”
Ia juga mengingatkan agar rumah sakit mempersiapkan lima hal yakni:
-Ketersediaan tempat tidur dan ruang rawat
-Obat dan alat kesehatan
-Sistem pelayanan di RS yang efisien dan aman
-Sistem rujukan
-Tenaga kesehatan.
“Jumlah kasus COVID-19 kita terus meningkat. Kasus harian sudah lebih dari enam belas ribu orang padahal sebelumnya pernah di angka sekitar seratus orang saja sehari, jadi sudah naik 150 kali lipat,” tutup Tjandra.
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan COVID-19 Varian Omicron
Advertisement