Sukses

BPOM Tegaskan Air Minum dari Galon Isi Ulang Aman

Ada kekhawatiran akan uji bahan kimia Bisphenol A(BPA) pada air minum kemasan berbahan polikarbonat bagi kesehatan masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan pernyataan terkait keamanan minum dari galon isi ulang berbahan polikarbonat.

Hasil pengawasan Badan POM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari polikarbonat selama lima tahun terakhir, menunjukkan bahwa migrasi BPA di bawah 0.01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman.

"Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA, karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan," demikian dikutip laman BPOM, Jakarta, Rabu (2/2).

EFSA menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari. Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari.

"Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA," tulis BPOM.

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Aru Wisaksono Sudoyo, mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Menurutnya, 90 hingga 95 persen kanker berasal dari lingkungan atau environment.

"Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker," ujarnya, seperti dikutip Merdeka.com.

Sementara itu, Dokter Spesialis Kandungan Alamsyah Aziz, mengatakan sampai saat ini tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon. Oleh karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang.

"Karena aman dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Ahli Sebut BPA dan Polikarbonat Dua Hal Berbeda

Pakar polimer ITB Ahmad Zainal mengatakan, BPA dan polikarbonat adalah dua hal yang berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik Polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya.

Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya saja yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu polikarbonat yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.

BPA memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya seperti garam NaCl (Natrium Chlorida), di mana masyarakat bukan mau menggunakan Klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tapi yang digunakan adalah NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi.

"Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan," kata Zainal.

Dia juga berharap berita-berita yang terkait BPA galon guna ulang harus dijelaskan secara ilmiah dan jangan dikontroversikan menurut ilustrasi masing-masing yang bisa menyesatkan. "Jadi, harus dengan data ilmiah sehingga masyarakat kita akan memahami dan bisa mengambil keputusan sendiri," tandas Zainal. (Anggun P. Situmorang)