Liputan6.com, Jakarta - Masalah kanker bukan hanya masalah serius di Indonesia saja. Di seluruh dunia pun angka pesakitan atau kematian penyakit satu ini cukup tinggi, terutama di negara berkembang.
Dijelaskan dr Nadia Ayu Mulansari SpPD-KHOM dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI), data Globocan 2020 menunjukkan bahwa di Indonesia yang paling mendominasi adalah kanker payudara dan kanker serviks atau leher rahim.
Baca Juga
"Kemudian diikuti kanker paru dan kanker kolerektum pada pria," kata Nadia dalam webinar belum lama ini.
Advertisement
Menurut Nadia, pasien datang pada stadium lanjut yang berdampak pada efektivitas pengobatan maupun kualitas hidupnya menjadi masalah yang banyak terjadi di Indonesia.
Padahal, semua kondisi tersebut dapat dicegah dengan melakukan deteksi dini, yang tentunya bisa menyelamatkan pasien dengan melakukan tata laksana yang tepat.
Datang di waktu yang cepat, kata Nadia, menambah waktu kesembuhan dan hidup lebih berkualitas.
Oleh sebab itu, pada peringatan Hari Kanker Sedunia 2022, YKI DKI Jakarta di bawah naungan YKI Pusat mengampanyekan Close the Care Gap - Give to Relief.
"Di tengah pandemi saat ini, kami terus berupaya menjalankan tata laksana kanker dari hulu sampai hilir mulai dari aspek edukasi, hingga pelayanan suportif paliatif dengan membuka layanan hotline dalam memberikan informasi kepada pasien yang takut berobat karena pandemi," kata Nadia.
Lewat kampanye tersebut, YKI DKI Jakarta memberikan perhatian lebih kepada pasien kanker kolorektal yang membutuhkan bantuan kantong stoma (stoma bag).
Selama ini, YKI Jakarta membagikan kantong stoma secara gratis, tapi untuk jumlah terbatas.
YKI Pusat juga sudah memberikan kantong stoma bersubsidi yang bisa diakses dari berbagai daerah. Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, diharapkan ketersediaan kantong stoma bisa lebih merata terpenuhi dengan baik.
"Pelaksanaan Hari Kanker Sedunia tahun ini diselenggarakan oleh YKI Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan mengajak kita semua meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk mengambil peran dalam mencegah kanker," katanya.
"Di tengah pandemi saat ini, kami terus berupaya menjalankan tata laksana kanker dari hulu sampai hilir mulai dari aspek edukasi, hingga pelayanan suportif paliatif dengan membuka layanan hotline dalam memberikan informasi kepada pasien yang takut berobat karena pandemi," Nadia menambahkan.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof Dr dr Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM, mengatakan, sejak pandemi COVID-19 kita berada dalam keadaan yang sama sekali tidak pernah terpikirkan sebelumnya, yaitu kemajuan teknologi dan komunikasi.
"Di mana hal ini membantu dan memudahkan kami dalam menyebarluaskan informasi kepada pasien kanker," katanya.
Dengan tema yang diusung Close the Care Gap, Aru berharap bisa menutup kesenjangan perawatan kanker, bukan hanya sekadar fasilitas akan tetapi juga informasi dan edukasi.
"Saat ini yang menjadi masalah di negara kita adalah kurangnya kesadaran deteksi dini, yang menyebabkan angka kanker meningkat. Mari jadikan momentum Hari Kanker Sedunia untuk bergandeng tangan dan berkolaborasi demi mengurangi kesenjangan dalam perawatan kanker," ujarnya.
Â
Kolaborasi Menyelesaikan Permasalahan Kanker
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu DHSM, MARS mengatakan bahwa Peringatan Hari Kanker Sedunia dapat menjadi momentum penting dalam meningkatkan kolaborasi kita untuk memberikan apa yang menjadi prioritas dalam penanganan kanker saat ini.
"Hal pertama yang dapat dilakukan adalah meningkatkan layanan primer kepada masyrakat dengan memberikan edukasi dan informasi yang benar," katanya.
"Selanjutnya melakukan upaya pencegahan dengan memberikan vaksinasi HPV dan hal yang ketiga adalah dengan menyiapkan Rumah Sakit rujukan dengan penguatan fasilitas melalui peralatan dan penangangan yang sesuai standard di seluruh Indonesia," ujarnya.
Dilanjutkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Dwi Oktavia TL M.Epid bahwa Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk melihat penyakit kanker sebagai masalah yang penting dan harus diatasi bersama.
Pihaknya berupaya melakukan upaya-upaya promotif, preventif, dan kuratif dengan melakukan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, melakukan deteksi dini, dan memberikan pengobatan melalui rehabilitasi pasien kanker.
"Tatanan ini dapat dilakukan disemua aspek dengan mendapat dukungan dari keluarga, survivor, komunitas dan penyitas yang sudah kami kenal dengan baik sehingga kami mendapatkan masukan dan ditindak lanjuti sebagai upaya dalam menanggulangi kanker ini bersama-sama," katanya.
Â
Â
Advertisement