Sukses

Viral! Pria Rayakan Tedak Siten untuk Kucingnya, Kental Nuansa Adat Jawa

Video yang menampilkan acara tedak siten untuk bayi kucing bernama Devon viral di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan, sebuah video yang menampilkan acara tedak siten untuk bayi kucing bernama Devon viral di media sosial. Tentu, tak heran bila video satu ini menarik perhatian banyak pihak.

Mengingat tedak siten sendiri merupakan upacara adat Jawa yang biasanya dilakukan untuk bayi berusia tujuh atau delapan bulan. Namun kali ini, justru dilakukan pada bayi kucing.

"Prosesi tedak siten (menginjakkan kaki ke tanah) baby cat Devon," tulis Rio dalam video yang diunggah melalui akun @riomaryono di media sosial TikTok pada Minggu, 6 Februari 2022.

Unik, upacara tedak siten yang dilakukan untuk Devon begitu tertata dengan baik. Terlihat dari anggota keluarga yang ikut mengenakan baju tradisional Jawa.

Video diawali oleh Devon yang ditempatkan pada bantal dan dibawa oleh pria keluar dari pintu rumahnya menuju halaman.

"Tujuan tedak siten supaya Devon bisa melewati semua fase kehidupan dengan bagus dan lancar. Dengan menu utama jadah wajik, nasi gurih lengkap dengan ayam goreng, ati, mi, buah, jajan pasar," kata Rio.

Saat prosesi beralih untuk memasuki kandang ayam, pihak keluarga juga menyiapkan uang, makanan kucing, vitamin, dan berbagai mainan. Devon pun memilih uang lewat cakarannya.

"Minta doanya teman-teman. Semoga Dede Devon cepat besar, sehat selalu, lincah, nurut, dan berumur panjang," ujar Rio.

2 dari 3 halaman

Kembali pada maksud dan tujuan

Berkaitan dengan viralnya video tersebut, Health Liputan6.com pun menghubungi Ketua Program Studi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI), Dr Ari Prasetiyo, S.S., M.Si.

"Kalau pendapat saya, kita kembali pada maksud dan tujuan kegiatan tersebut. Selama itu untuk kebaikan, kenapa tidak? Kita melakukan sesuatu yang di dalamnya terkandung doa dan harapan untuk sesuatu yang sangat kita sayangi," ujar Ari ditulis ditulis Selasa, (8/2/2022).

Ari mengungkapkan bahwa hal tersebut sebagaimana sayangnya orangtua pada anak. Kucing pun seringkali menjadi makhluk atau binatang yang dijadikan kesayangan.

"Artinya, kenapa tidak kita melakukan sesuatu yang baik untuk sesuatu yang sangat kita sayangi? Sesuatu yang sangat berharga," ujar Ari.

Namun Ari pun mengakui bahwa video tersebut tentunya bisa menimbulkan pro dan kontra bagi kelompok konservatif. Dalam hal ini merupakan penganut dan penghayat budaya Jawa.

"Mungkin banyak yang tidak atau kurang setuju, atau bahkan menentang dengan pertimbangan tedak siten adalah budaya manusia, yang terkait dengan fase kehidupan manusia," kata Ari.

"Dengan kata lain, budaya ciptaan manusia untuk manusia. Maka wajar apabila ada pihak yang tidak setuju ketika budaya untuk manusia itu diterapkan pada binatang, kucing," tambahnya.

Terlebih menurut Ari, hal tersebut juga dikaitkan dengan perkembangan zaman, yang mana ada resistensi terhadap perubahan atau pergeseran budaya. 

3 dari 3 halaman

Infografis