Sukses

Tanggapan Kemenkes soal Tagihan Perawatan Pasien COVID-19 Rp23 Triliun

Tagihan perawatan pasien COVID-19 mencapai Rp23 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah masih memiliki sisa tagihan perawatan pasien COVID-19 sebesar Rp23 triliun. Tagihan ini harus dibayar pada tahun 2022, yang merupakan sisa tagihan dari perawatan pasien COVID-19 sepanjang 2021.

Terkait adanya tagihan tersebut, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi menegaskan, pelayanan terhadap pasien COVID-19 masih berjalan baik. Pemerintah sedang melakukan penyelesaian atas tagihan perawatan pasien.

"Soal tunggakan, sampai saat ini belum menganggu cashflow-nya (arus kas) rumah sakit. Saat ini, dilakukan upaya percepatan penyelesaian tunggakan, karena ada prosedur administrasi yang harus dilakukan," kata Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com pada Jumat, 11 Februari 2022.

Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menyatakan, tagihan perawatan pasien COVID-19 tahun lalu yang masih menjadi tanggungan Pemerintah sebesar Rp23 triliun.

Tagihan itu dipengaruhi saat varian Delta terjadi di 2021 yang menyebabkan merebaknya angka penularan, sehingga banyak masyarakat yang harus dirawat di rumah sakit. 

"Masih ada tagihan Rp23 triliun pada 2022 yang harus kami bayar dari perawatan 2021,” kata Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook, Kamis (10/2/2022).

2 dari 3 halaman

Biaya Perawatan Akibat Varian Delta Rp94 Triliun

Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan kasus COVID-19 akibat varian Delta menjadi faktor belanja kesehatan yang mendominasi belanja negara. Bahkan, biaya perawatan pasien COVID-19 pada waktu itu jumlahnya mencapai Rp94 triliun.

Realisasi sementara belanja negara sendiri pada 2021 mencapai Rp2.786,8 triliun atau 101,3 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar Rp2.750 triliun.

“Ini sebagian sangat besar untuk kesehatan, sebab belanja kesehatan akibat naiknya Delta. Dari perawatan, kami mengeluarkan hampir Rp94 triliun,” jelas Mulyani.

Biaya penanganan COVID-19, lanjut Mulyani, sangat mahal hingga ratusan triliun, hanya untuk sektor kesehatan.

“Jadi, kami bisa lihat bahwa COVID-19 is so expensive (sangat mahal). Itu (baru) perawatan, belum termasuk vaksinasi,” lanjutnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Mayoritas Pasien Covid-19 Bergejala Ringan dan OTG