Liputan6.com, Jakarta Edy Suranta Ginting atau yang akrab disapa dengan Edy Ginting, pria yang telah lama peduli terhadap lingkungan hidup, kini banyak dikenal masyarakat karena lukisannya dari olahan sampah.
Sejak tahun 2000, Edy sudah memulai perjalanannya terkait pengolahan sampah plastik. Baru pada 2016, Edy mulai mengolah sampah plastik tersebut dalam bentuk lukisan.
Baca Juga
Melalui akun media sosial Instagram dan TikTok-nya @edy_art_studio, ia membagikan karya-karya, proses pembuatan, hingga kisah pilu dibaliknya.
Advertisement
Terkait hal tersebut, Health Liputan6.com pun menghubungi Edy untuk berbincang secara langsung melalui sambungan telepon.
Dari obrolan tersebut, Edy mengungkapkan kesedihannya terkait respons masyarakat yang seringkali meminta lukisannya secara gratis. Kisah ini juga sempat ia ceritakan melalui salah satu video pada akun TikTok pribadinya.
"Banyak banget yang minta gratisan. Paling sedihnya itu sebenarnya banyak sekali orang untuk nanya harga lukisan saja salah. Artinya, serendah inikah pemahaman orang tentang lukisan, tentang seni?" ujar Edy pada Health Liputan6.com ditulis Sabtu, (12/2/2022).
"Apakah mungkin mereka anggap sampah, jadi tinggal ambil doang tanpa ada modal apa-apa. Tapi enggak usah kita berbicara soal modal, soal tenaga untuk mengerjakan saja itu sudah, wah. Memang tiga minggu (minimal) mengerjakan satu lukisan wajah itu kita tidak makan, tidak minum," tambahnya.
Tak hanya itu, Edy sering merasa miris karena bukan saja banyak yang meminta gratis. Namun juga menyamaratakan karya pada satu patokan harga.
"Banyak yang tanya, 'Bang, berapa harga lukisan?' ya aku bingung jawabnya. Sistemnya yang mana, lukisan yang mana. Sampai mereka pikir lukisan itu semua harganya sama,"
"Kalau yang nanya kalau anak-anak, it's fine. Enggak apa-apa. Mungkin mereka baru proses belajar atau mengenal. Tapi ini kebanyakan orang tua yang nanya," kata Edy.
Merespons dengan edukasi
Terkait hal ini, Edy mengungkapkan bahwa biasanya Edy akan memberikan pemahaman pada masyarakat yang meminta lukisan gratis dan menanyakan harga dengan cara yang kurang tepat.
"Kadang aku sampaikan ke mereka. Coba pelajari dulu atau untuk lebih jelasnya agar supaya kalian tahu, coba saja gunting plastik kira-kira tiga puluh atau dua puluh," ujar Edy.
"Ada yang lurus, ada yang bulat, ada yang seperti grafik, dan sebagainya. Nanti kalau kalian sudah tahu rasanya, nah, baru kita bisa lanjut komunikasi," tambahnya.
Edy menjelaskan, untuk lukisannya ia membagi kedalam dua sistem yakni lukisan pesanan dan lukisan idealisme dengan dua harga yang berbeda.
Lukisan pesanan karya Edy sendiri sejauh ini dipatok dengan harga tiga hingga lima juta per lukisan dan bergantung pada tingkat kesulitan.
Sedangkan lukisan idealisme, yang mana biasanya ada dibawah naungan galeri dipatok dengan harga minimal 15 juta per lukisan.
Advertisement