Sebuah penelitian baru mengungkapkan kalau negara-negara yang banyak mengonsumsi susu kemungkinan besar banyak memenangkan hadiah Nobel.
Para peneliti menemukan beberapa negara yang mengonsumsi banyak susu dan produk susu cenderung memiliki banyak pemenang hadiah Nobel di antara populasi masyarakat negara tersebut.
Swedia dikenal sebagai pengonsumsi susu paling banyak di dunia dan memiliki peraih Nobel paling banyak juga. Sedangkan Cina memiliki jumlah paling rendah untuk pengonsumsi susu dan juga peraih Nobelnya.
Hasil penelitian yang dipublikasikan tahun lalu di New England Journal of Medicine melaporkan adanya hubungan yang kuat antara konsumsi cokelat suatu bangsa dan kecakapan pemenang Nobel karena hasil spekulasi bahwa kandungan flavonoid yang terdapat pada cokelat berada di balik semua dorongan dan kekuatan otak.
Seperti cokelat yang sering dikombinasikan dengan susu, dan memungkinkan jumlah produk susu atau susu yang dikonsumsi per kepala yang dijadikan 'bahan bakar' untuk para peraih Nobel sukses.
Para peneliti melihat sebuah data dari Organisasi Pangan dan Pertanian pada tahun 2007, pada konsumsi susu per kapita di 22 negara serta informasi yang diberikan oleh para penulis teori cokelat dan menemukan suatu hubungan yang bermakna.
Swedia memiliki paling banyak peraih Nobel dari jumlah keseluruhan penduduknya yang berjumlah sekitar 10 juta jiwa. Masyarakatnya mengonsumsi susu per kepalanya dan terkumpul sebanyak 340 kilo setiap tahunnya.
Sedangkan Cina memiliki jumlah pengonsumsi susu terendah dari beberapa negara yang diteliti. Hanya sekitar 25 kilo.
Namun, para peneliti mencatat ada tampak efek dari langit-langit tanpa dampak yang jelas melampaui konsumsi per kapita per tahunnya dari 350 kilo.
Seperti dilansir Dailymail, Rabu (16/1/2013) bahwa penjelasan biologis yang masuk akal akan hal ini adalah bahwa susu kaya akan vitamin D dan ini dapat meningkatkan kekuatan otak.
Laporan menyimpulkan untuk meningkatkan peluang Anda untuk memenangkan Nobel, Anda seharusnya tidak hanya makan yang lebih banyak cokelat tapi harus banyak mengonsumsi susu atau berusaha bersinergi membuat cokelat panas. (Adt/Igw)
Para peneliti menemukan beberapa negara yang mengonsumsi banyak susu dan produk susu cenderung memiliki banyak pemenang hadiah Nobel di antara populasi masyarakat negara tersebut.
Swedia dikenal sebagai pengonsumsi susu paling banyak di dunia dan memiliki peraih Nobel paling banyak juga. Sedangkan Cina memiliki jumlah paling rendah untuk pengonsumsi susu dan juga peraih Nobelnya.
Hasil penelitian yang dipublikasikan tahun lalu di New England Journal of Medicine melaporkan adanya hubungan yang kuat antara konsumsi cokelat suatu bangsa dan kecakapan pemenang Nobel karena hasil spekulasi bahwa kandungan flavonoid yang terdapat pada cokelat berada di balik semua dorongan dan kekuatan otak.
Seperti cokelat yang sering dikombinasikan dengan susu, dan memungkinkan jumlah produk susu atau susu yang dikonsumsi per kepala yang dijadikan 'bahan bakar' untuk para peraih Nobel sukses.
Para peneliti melihat sebuah data dari Organisasi Pangan dan Pertanian pada tahun 2007, pada konsumsi susu per kapita di 22 negara serta informasi yang diberikan oleh para penulis teori cokelat dan menemukan suatu hubungan yang bermakna.
Swedia memiliki paling banyak peraih Nobel dari jumlah keseluruhan penduduknya yang berjumlah sekitar 10 juta jiwa. Masyarakatnya mengonsumsi susu per kepalanya dan terkumpul sebanyak 340 kilo setiap tahunnya.
Sedangkan Cina memiliki jumlah pengonsumsi susu terendah dari beberapa negara yang diteliti. Hanya sekitar 25 kilo.
Namun, para peneliti mencatat ada tampak efek dari langit-langit tanpa dampak yang jelas melampaui konsumsi per kapita per tahunnya dari 350 kilo.
Seperti dilansir Dailymail, Rabu (16/1/2013) bahwa penjelasan biologis yang masuk akal akan hal ini adalah bahwa susu kaya akan vitamin D dan ini dapat meningkatkan kekuatan otak.
Laporan menyimpulkan untuk meningkatkan peluang Anda untuk memenangkan Nobel, Anda seharusnya tidak hanya makan yang lebih banyak cokelat tapi harus banyak mengonsumsi susu atau berusaha bersinergi membuat cokelat panas. (Adt/Igw)