Sukses

Kemenkes: Ketersediaan Tempat Tidur Isolasi dan Ruang ICU COVID-19 Memadai

Ketersediaan tempat tidur untuk isolasi COVID-19 secara nasional masih memadai.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah pasien yang diisolasi di rumah sakit saat ini masih cukup rendah dan ketersediaan tempat tidur untuk isolasi masih memadai.

"Kita sudah melihat bahwa ketersediaan tempat tidur dengan jumlah pasien yang diisolasi saat ini masih cukup rendah. Terlihat seperti di Sumatera Utara jumlah kasus 637 sementara tempat tidur isolasi yang disediakan sebanyak 4 ribu,” kata Nadia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (16/2).

Nadia mencontohkan, DKI Jakarta menyediakan 15.313 tempat tidur untuk isolasi COVID-19. Namun saat ini yang terpakai sebanyak 8.418 tempat tidur.

Demikian pula dengan provinsi lain seperti Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, dan Papua. Jumlah tempat tidur isolasi masih memadai.

Selain tempat tidur, ketersediaan ICU juga memadai dan mengalami peningkatan. Tercatat ada 21 ICU yang terisi dari 390 yang tersedia di Sumatera Utara. Sementara di DKI Jakarta 406 ruang ICU terpakai dari total 921 ruang ICU yang disediakan.

Adapun rincian ketersediaan dan keterisian ruang ICU COVID-19 di beberapa provinsi adalah sebagai berikut:

  • Banten: terisi 103, tersedia 354
  • Jawa Barat: terisi 273, tersedia 1.034
  • DIY: terisi 30, tersedia 142
  • Jawa Tengah: terisi 202, tersedia 922
  • Jawa Timur: terisi 287, tersedia 1.490
  • Bali: terisi 99, teredia 240
  • Kalimantan Selatan: terisi 11, tersedia 109
  • Papua: terisi 10, tersedia 122

“Kita ketahui pada saat varian Delta kita memiliki 140 ribu kapasitas tempat perawatan, sementara saat ini yang kita sediakan baru sekitar 90 ribu,” ucap Nadia.

 

2 dari 3 halaman

Prediksi peningkatan kasus di minggu depan

Nadia mengatakan, kasus positif COVID-19 saat ini lebih didominasi di Jawa dan Bali. Meski demikian, masyarakat diminta tetap tenang karena pemerintah sudah lebih siap menghadapi fase peningkatan gelombang varian Omicron, dengan pembelajaran dari gelombang Delta pada Juli-Agustus 2021.

Diprediksi, peningkatan kasus di Jawa-Bali serta luar Jawa akan mulai terjadi pada beberapa minggu ke depan.

“Kami memprediksi bahwa peningkatan kasus di pulau Jawa, di luar Jawa, dan Bali akan mulai terjadi dalam beberapa minggu ke depan melihat pola dari pembelajaran selama gelombang Delta sebelumnya,” kata Nadia.

Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tetap melakukan upaya-upaya penguatan protokol kesehatan. Pemerintah daerah diharapkan melakukan penguatan testing, tracing, treatment untuk mencegah perluasan penyebaran COVID-19 varian omicron.

“Kita berharap masyarakat tetap waspada walaupun mungkin terjadi penurunan kasus di wilayahnya. Ingat bahwa untuk Jawa dan Bali akan ada potensi peningkatan kasus di 3 sampai 4 minggu ke depan. Oleh karena itu kita tetap menjalankan protokol kesehatan, deteksi dini, dan segera vaksinasi,” ucap Nadia, mengutip rilis resmi Kemenkes.

3 dari 3 halaman

Infografis