Sukses

Kemenkes: 3 Persen Balita Meninggal Akibat COVID-19 di Gelombang Ketiga

Sekitar tiga persen dari angka itu atau 80 kasus kematian COVID-19 dua bulan terakhir terjadi pada anak usia nol hingga lima tahun (balita/bayi di bawah lima tahun).

Liputan6.com, Jakarta - Selama gelombang ketiga COVID-19 melanda Indonesia, per 19 Februari 2022 sudah ada 2.484 pasien meninggal karena infeksi virus SARS-CoV-2. Sekitar tiga persen dari angka itu atau 80 kasus kematian terjadi pada anak usia nol hingga lima tahun (balita/bayi di bawah lima tahun).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi tidak memiliki data lebih lanjut kondisi atau latar belakang pada bayi yang meninggal karena COVID-19 tersebut.

Namun, sebagian besar bayi yang meninggal karena terpapar virus Corona ini memiliki penyakit penyerta.

"Balita ini memiliki penyakit bawaan seperti kelainan jantung, kelainan imunitas, dan kanker darah," kata Nadia dalam konferensi pers Selasa (2/2/2022).

Anak-anak usia tersebut memang belum menjadi target sasaran vaksinasi COVID-19. Sehingga bila terpapar belum memiliki pertahanan lebih.

Nadia juga mengatakan penularan pada kelompok usia tersebut terjadi pada klaster keluarga.

 

2 dari 3 halaman

Kematian COVID-19 Terbanyak pada Lansia

Nadia juga mengungkapkan lansia masih mendominasi kelompok usia yang meninggal pada gelombang COVID-19 kali ini. Dari 2.484 oran, 53 persen merupakan kelompok umur lansia.

Dari angka 2.484, sekitar 73 pesen yang meninggal belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Lalu, ada 27 persen yang meninggal meski sudah divaksin dua dosis. Data menunjukkan mereka terinfeksi rata-rata 5,8 bulan dari vaksinasi dosis kedua.

Jika dilihat dari latar belakang penyakit penyerta, 46 persen pasien COVID-19 yang meninggal memiliki komorbid. Diabetes melitus masih menjadi komorbid terbanyak pada pasien Corona yang meninggal.

3 dari 3 halaman

Infografis DISIPLIN Protokol Kesehatan Harga Mati