Liputan6.com, Jakarta - Setiap pasangan tentu mendambakan pernikahan yang bahagia hingga akhir hayat. Namun, menjalani pernikahan bukan perkara mudah. Tak sekadar suka, ada banyak hal yang dilalui pasangan menikah. Duka dan perbedaan pun termasuk di dalamnya. Terkadang perbedaan kecil yang tak mampu tersolusikan bisa menjadi batu sandungan bagi pernikahan.
Tak sedikit pasangan menjalani pernikahan tidak bahagia, ujar terapis pernikahan di Boca Raton, AS, Marni Feuerman, PsyD. Penulis Ghosted and Breadcrumbed: Stop Falling for Unavailable Men and Get Smart About Helathy Realtionship itu mengatakan, pada banyak kasus pernikahan mengalami masalah komunikasi yang disadari oleh salah satu pasangan dan pasangan lainnya menolak mengakuinya.
Baca Juga
Hal tersebut terjadi menurut Feuerman karena tujuan hidup salah satu pasangan telah berubah atau mereka merasa kepedulian mereka tidak ditanggapi serius. Pada kasus lain, kedua pasangan merasa terjebak dalam pola yang tidak sehat seperti terus menerus berselisih paham dan saling menjauhkan diri karena merasa lelah.
Advertisement
Menjalani penikahan tidak bahagia tak selalu harus berakhir dengan perpisahan. Jika kedua belah pihak bersedia bertemu, berbicara, mencari solusi dan mengupayakan pernikahan, mereka akan memiliki harapan.
"Terkadang pernikahan melalui masa sulit, dan itu wajar, setiap pasangan mengalaminya," kata terapis keluarga dan pasangan Tracy Ross.
Kuncinya adalah keinginan untuk bersama-sama memperbaiki pernikahan. Dan kerapkali pasangan suami istri memerlukan bantuan ahli untuk menemukan masalah mereka.
Menyadari bahwa pasangan berada dalam pernikahan yang tak bahagia tidaklah mudah. Meski demikian, beberapa kondisi berikut dapat menjadi tanda bahwa Anda dan pasangan beradalam hubungan pernikahan tidak bahagia, dilansir Womenshealth.
Â
Â
1. Tidak berhubungan seks
Libido setiap orang memang berbeda-beda. Tapi, perlu waspada jika biasanya Anda dan pasangan berhubungan seks rutin beberapa kali seminggu kemudian berubah menjadi sesekali dalam beberapa bulan.
Kondisi tersebut, ujar Feuerman akan membuat salah satu pasangan merasa ditolak.
"Yang membuat pernikahan tetap romantis adalah kombinasi keintiman fisik dan emosional yang hanya diperuntukan bagi kalian berdua oleh kalian berdua," ucap Feuerman.
Feuerman menambahkan, afeksi yang muncul dari hubungan intim jarang didapat dari hubungan lain. Karenanya hubungan seks menjadi sangat unik dan spesial. Maka, ketika hasrat terhadap satu sama lain mulai memudar, hal itu dapat memicu hubungan pasangan menjadi jauh.
Advertisement
2. Membayangkan perceraian
Membayangkan Anda menikah dengan orang lain atu menjadi single tak selalu harus dikhawatirkan. Meski demikian, sering membayangkan hidup tanpa pasangan saat ini atau membandingkan kehidupan nyata dengan imajinasi dimana Anda menikah dengan orang lain adalah tanda bahwa Anda tak lagi merasakan ketertarikan terhadap kualitas yang dimili pasangan.
Dan bila Anda merasa tak berkeberatan dengan gagasan hidup tanpa pasangan Anda, kemungkinan besar Anda tidak ingin hidup dengannya.
3. Menganggap sepele perhatian satu sama lain
Feuerman mengatakan, kerap kali, pernikahan yang tidak bahagia berakar dari ketidakseimbangan dimana salah seorang merasa superior dibandingkan pasangannya dan menganggap remeh perasaan pasangan.
Hal tersebut pantang dilakukan karena melanggar aturan kesetaraan dalam rumah tangga. Bila Anda terus-menerus merasakan menjadi yang paling dominan ketika berdiskusi dengan pasangan, tak ada salahnya menemui terapis dan mencari tahu apa yang membuat Anda tidak melihat nilai dari apa yang diutarakan pasangan dan mengaa hal tersebut berdampak pada penikahan.
Advertisement
4. Selalu merasa sendirian
Walaupun Anda duduk santai bersama pasangan, Anda merasa mereka tidak terkoneksi dengannya. Alih-alih pasangan tampak lebih tertarik pada ponsel mereka. Itu bisa jadi pertanda bahwa Anda dan pasangan tidak lagi memiliki dasar pernikahan yang kokoh.
Â
5. Hilangnya kesenangan
Mungkin terdengar sederhana, tapi hubungan yang tidak berjalan baik bisa dikaitkan dengan humor, ujar Feuerman. Dengan semua ketidaksepakatan dan kompromi yang muncul dalam pernikahan, penting bagi pasangan untuk menyisipkan humor agar terasa ringan.
"Tawa adalah penyembuh paling luar biasa," ucap Feuerman.
Jadi, bila Anda dan pasangan tak lagi dapat bercanda dan tertawa, artinya Anda dan pasangan berada dalam hubungan negatif dan mungkin memerlukan bantuan untuk keluar dari kondisi tersebut.
Â
Advertisement