Liputan6.com, Jakarta - Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi dr Ronald Irwanto, Sp.PD-KPTI, FINASIM, mengatakan, infeksi virus Corona penyebab COVID-19 tak hanya berbahaya bagi pasien komorbid saja, melainkan untuk semua kelompok.
Komorbid merupakan penyakit penyerta selain penyakit utama yang tengah diderita. Adapun komorbid yang perlu diwaspadai pada kasus COVID-19 yakni hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, gangguan pernapasan, gangguan saraf, gangguan endokrin dan penyakit liver.
Baca Juga
Ronald yang juga Sekretaris Jenderal Himpunan Pengendalian Infeksi (PERDALIN) mengatakan, pada dasarnya komorbid merupakan salah satu yang menyulitkan dalam setiap infeksi COVID-19. Tapi, tingginya risiko yang dihadapi pasien ketika terinfeksi penyakit tersebut tak hanya dihadapi individu dengan komorbid saja.
Advertisement
Ronald mencontohnya ketika gelombang Delta melanda. Kala itu, banyak pasien usia muda meninggal atau mengalami keparahan.
"Bukan komorbid saja, contoh waktu gelombang Delta banyak pasien yang usia muda meninggal atau kondisinya payah padahal dia tidak ada diabetes. Ada banyak faktor lain," kata Ronald, dilansir Antara.
Ada beberapa faktor, kata Ronald, yang menyebabkan infeksi akibat COVID-19 semakin memburuk seperti jumlah virus yang tinggi dan reseptor atau tempat melekatnya virus pun tinggi.
"Ada hal lain yang memperburuk kondisi pasien seperti loading virusnya tinggi, kedua reseptornya tinggi atau tempat melekatnya itu tinggi. Udah loading virusnya banyak, melekatnya tinggi, itu berpotensi menjadikan kondisi lebih buruk bahkan untuk orang yang tidak punya komorbid," jelas Ronald.
Â
Jangan Remehkan COVID-19
Karenanya Ronald meminta agar masyarakat tidak meremehkan gejala ringan dari COVID-19. Sebab dalam beberpa kasus ada virus yang sudah hilang atau mati namun infeksinya bertahan lama di tubuh manusia.
Sementara itu, kata Ronald, sangat memungkinkan seseorang terpapar COVID-19 berulang kali. Seperti infeksi lainnya, COVID-19 juga bisa menyerang seseorang yang pernah positif.
"Namanya infeksi pasti bisa kena berkali-kali. Apapun segala kemungkinannya tetaplah menjaga protokol kesehatan. Enggak ada strategi lain, tetap disiplin pada protokol kesehatan dan vaksinasi," jelasnya.
Advertisement