Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian orang, mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi di malam hari bisa membuat terjaga hingga sulit untuk tidur. Namun, ada juga yang tidak berpengaruh meski minum kopi di malam hari.
Bagi Anda yang sulit tidur usai minum kopi, ini waktu terbaik untuk setop minum kafein supaya tidur nyenyak di malam hari.
Baca Juga
Kafein dapat membantu Anda merasa lebih waspada dan terjaga dalam waktu sekitar 15 menit setelah konsumsi.
Advertisement
Tapi kafein bisa merusak tidur Anda jika mengonsumsinya terlalu sore. Itu karena cara kafein memblokir reseptor adenosin di otak yang memberi sinyal pada tubuh untuk merasa mengantuk.
Seperti dilansir Business Insider, mengkonsumsi kafein 6 jam sebelum tidur dapat mengganggu tidur jadi sebaiknya hindari minum kopi di sore hari.
Apabila sudah terlanjur minum, Anda tidak dapat menghilangkan kafein lebih cepat tetapi Anda dapat mengurangi gejala dengan menghidrasi dan berolahraga.
Â
Â
Berapa Lama Kafein Bertahan?
Waktu pengaruh kafein itu 3-6 jam dan dapat memakan waktu 10 jam untuk meninggalkan sistem Anda sepenuhnya. Jadi, jika minum secangkir kopi 8 ons (sekitar 96 mg kafein) saat sarapan, Anda akan memiliki sekitar 48 mg kafein yang tersisa di sistem Anda sekitar waktu makan siang.Â
"Diperlukan sekitar 10 jam agar kafein meninggalkan sistem Anda sepenuhnya," kata Deborah Cohen, DCN, RDN, profesor di Departemen Ilmu Nutrisi Klinis dan Pencegahan di Universitas Rutgers.
Sebuah studi kecil tahun 2013 menemukan bahwa mengonsumsi kafein enam jam sebelum tidur masih dapat mengganggu tidur. Untuk memastikan tidur malam yang nyenyak, mungkin yang terbaik adalah menghindari kafein sepenuhnya di sore hari.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang memetabolisme kafein secara berbeda, jadi berapa lama waktu yang dibutuhkan Anda untuk berhenti merasakan efek kafein mungkin tidak sama dengan orang lain.
"Meskipun ada beberapa kesamaan dengan kafein, karena semua tubuh kita unik dalam beberapa hal, kafein dapat memengaruhi kita semua pada intensitas yang berbeda. Usia, berat badan, frekuensi konsumsi, dan bahkan faktor genetik semuanya berperan dalam bagaimana seseorang memetabolisme kafein," kata Ilisa Nussbaum, MPH, RDN, ahli gizi ahli gizi klinis di Rumah Sakit Yale New Haven.
Â
Advertisement