Liputan6.com, Jakarta - Hasil investigasi Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI, tidak ditemukan indikasi pembobolan terhadap aplikasi PeduliLindungi.
Investigasi internal tersebut dilakukan menyusul temuan Polresta Bandara Soekarno-Hatta terkait sindikat pembuat surat hasil swab PCR dan Antigen palsu yang terhubung ke aplikasi Peduli Lindungi pada Jumat (25/2).
Baca Juga
Soal Pemanggilan Elkan Baggott ke Timnas Indonesia, Exco PSSI: Tergantung Pelatih, Saya Bingung Diminta Mendamaikan
Cadangan yang Terabaikan, Ini Pemain Timnas Indonesia yang Belum Dimainkan oleh Shin Tae-yong di Piala AFF 2024
Mantan Pemain Timnas Sebut Victor Dethan Bisa Jadi Solusi Lini Depan, Hokky dan Kaka Dicadangkan Terlebih Dahulu
Semula, aplikasi PeduliLindungi diduga diretas. Namun, hasil investigasi menunjukkan pelaku mendapat user id entry lab pemeriksa yang selanjutnya digunakan untuk memasukkan data palsu ke sistem NAR.
Advertisement
Aktivitas yang dilakukan oleh sindikat tersebut, kata Setiaji, tidak sampai menganggu operasional aplikasi PeduliLindungi, aplikasi tetap berjalan seperti sediakala.
Namun, aktivitas ilegal tersebut dnilai justru mendatangkan kerugian bagi diri sendiri dan orang sekitar, terutama kelompok rentan karena berpotensi memperluas penyebaran COVID-19.
Pelaku perjalanan pun diminta untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan guna mencegah penularan COVID-19 yang semakin luas.
Banyak Masyarakat Gunakan PeduliLindungi
Sejak diluncurkan tahun lalu dan digunakan untuk mendukung berbagai aktivitas mulai dari testing, tracing dan treatment (3T) hingga vaksinasi COVID-19, kini semakin banyak masyarakat yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
“Kemenkes terus melakukan upaya maksimal untuk menjamin keamanan data informasi pengguna di aplikasi PeduliLindungi,” pungkasnya, mengutip keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.
Advertisement