Liputan6.com, Jakarta Wajah bulat, pipi tembam, dagu rangkap dan leher tampak pendek adalah sekilas fisik anak obesitas. Mungkin terlihat lucu tapi ada risiko kesehatan yang mengintainya.
Untuk mengetahui kondisi anak tentu perlu dilakukan pemerikasan antropometri mencakup berat badan, panjang badan atau tinggi badan indeks massa tubuh. Dengan ini, dokter bisa menegakkan anak termasuk obesitas.
Baca Juga
Dokter spesialis anak Winra Pratita mengatakan obesitas pada anak bisa menyebabkan komplikasi. Penyakit tersebut mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Hal ini disampaikan dalam diskusi daring bersama Kementerian Kesehatan RI.
Advertisement
Dari kepala sang anak kemungkinan cepat depresi, dan kemungkinan anak mengalami percaya diri rendah karena tubuhnya yang besar.
Lanjut di bagian paru, Winra mengatakan anak obesitas rentan alami asma dan sleep apnea. Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Hal ini bisa ditandai dengan mengorok saat tidur.
Lalu, anak mungkin mengalami masalah pada jantung, kemudian memiliki kadar kolesterol tinggi, atau bisa juga peningkatan tekanan darah. Pada bagian hati, terjadi perlemakan, dan pada perut anak bisa mengalami GERD.
Berisiko Diabetes
Winra juga menyebut anak obesitas juga bisa mengalami diabetes tipe 2. Lalu, menyangga tubuh yang berat lutut sang anak bisa mengalami artritis atau nyeri pada sendi.
“Bisa juga kakinya bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif dalam waktu yang sangat singkat," kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.
Pada anak perempuan, obesitas menyebabkan menstruasinya tidak teratur dan bisa jadi alami haid pertama lebih cepat daripada kawan-kawannya.
Obesitas adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas pada anak rentan terjadi berbagai penyakit yang sulit dikelola.
Kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak
Advertisement