Sukses

Satgas Optimistis Ada Masa Depan Cerah Akhiri Pandemi COVID-19

Ada masa depan cerah untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito optimistis Indonesia dan negara-negara di dunia mampu mengakhiri pandemi. Kuncinya adalah kerja sama dan kolaborasi untuk mengakhiri pandemi COVID-19.

Saat ini, pemerintah Indonesia perlahan-lahan melakukan relaksasi kebijakan pengendalian COVID-19, seperti uji coba bebas karantina di Bali, penerapan travel bubble, hingga penghapusan tes COVID-19 sebagai syarat perjalanan domestik. Walau begitu, protokol kesehatan 3M (memakai masker, cuci tangan, jaga jarak) tetap dijalankan.

"Dengan melihat persebaran virus sejauh ini, para ahli sepakat, protokol 3M yang dimiliki Indonesia, termasuk memakai masker, adalah upaya paling efektif untuk mencegah penularan virus COVID-19," ucap Wiku saat Media Briefing: Deep Dive into Safe COVID-19 Tourism and Travel Bubble Policy di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 10 Maret 2022.

"Kita sepakat bahwa ada masa depan, ya masa depan cerah yang mengarahkan kita kembali ke kondisi semula, asalkan kita semua bersama-sama bekerja mengendalikan kasus, tidak hanya di Indonesia, melainkan juga dunia," Wiku menegaskan.

Perkembangan kasus COVID-19 nasional, Satgas mencatat, terjadi penurunan 200.000 kasus positif COVID-19. Meski begitu, Indonesia terus berupaya menekan kasus positif dan aktif, serta menaikkan kasus sembuh.

"Kita jadikan tugas bersama untuk memastikan kondisi akan kembali seperti sebelum puncaknya, yaitu kurang lebih 1.000 kasus per minggu," lanjut Wiku.

"Kami juga melihat perkembangan yang baik pada angka kesembuhan, yang sekarang meningkat, setelah sebelumnya turun drastis, dari 96 persen menjadi 86 persen pada 20 Februari 2022. Lalu, saat ini tingkat kesembuhan telah meningkat menjadi hampir 90 persen."

2 dari 3 halaman

Tekan Kasus COVID-19

Peningkatan kesembuhan, tambah Wiku Adisasmito, disertai dengan penurunan kapasitas RS Rujukan COVID-19 nasional selama 10 hari terakhir, dari 38,79 persen menjadi 28,2 persen.

Di sisi lain, jumlah kasus aktif COVID-19 masih tergolong tinggi meski dalam sepekan terakhir bertambah 97.000 kasus setelah mengalami peningkatan selama sepekan. Pada 7 Maret 2022, jumlah kasus aktif 440 kasus menjadi 473 kasus.

"Kami terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi masa transisi dan adaptasi dengan meningkatkan jumlah tempat tidur yang telah mencapai lebih dari 94.000 bed per 7 Maret 2022," tambah Wiku.

"Upaya penanganan COVID-19 harus terus dilakukan secara konsisten, meskipun kasus positif COVID-19 di tingkat nasional menunjukkan penurunan."

Wiku juga mengingatkan, pembelajaran dari penanganan pandemi COVID-19, kondisi COVID-19 dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu kebijakan, perilaku masyarakat, dan karakteristik virus itu sendiri.

"Dengan dinamika ketiganya, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah menekan jumlah populasi rentan dan mengendalikan kasus dengan capaian vaksinasi di masyarakat," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Seruan WHO Akhiri Pandemi COVID-19 di 2022