Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 varian Omicron di Indonesia mengharuskan masyarakat tetap waspada dan mengenali gejalanya agar bisa cepat ditangani jika terinfeksi.
Menurut vaksinolog Dirga Sakti Rambe gejala Omicron memiliki perbedaan dengan flu biasa. Ia mengutip laporan dari Inggris yang menyebutkan hanya ada 50 persen pasien Omicron yang melaporkan gejala klasik COVID-19 seperti batuk dan demam.
Baca Juga
Dirga mengatakan gejala Omicron yang mendominasi seperti keluhan infeksi saluran napas bagian atas.
Advertisement
“Omicron ini memang lebih banyak seperti keluhan infeksi saluran napas bagian atas, jadi batuk, pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, lemas, itulah keluhan dominan,” kata Dirga dalam Virtual Class Liputan6.com, Jumat (28/1/2022).
JIka pada varian Delta ada gejala anosmia atau kehilangan penciuman, pada varian Omicron hal tersebut sangat jarang terjadi, tambahnya.
“Tapi tidak ada gejala yang khas Omicron, sehingga siapapun yang batuk pilek, sakit kepala, demam, maka harus swab supaya kita bisa memutus mata rantai penularan,” kata Dirga.
Simak Video Berikut Ini
8 Gejala Utama pada Penerima Vaksin Lengkap
Di sisi lain, peneliti di Norwegia melakukan penelitian dengan mewawancarai 111 dari 117 tamu pesta pada 26 November 2021 di mana terjadi wabah Omicron.
Dari kelompok yang diwawancarai, 66 memiliki kasus definitif COVID-19. Dari 111 peserta, 89 persen telah menerima dua dosis vaksin mRNA dan tidak ada yang menerima suntikan booster.
Menurut temuan yang diterbitkan dalam jurnal penyakit menular dan epidemiologi, Eurosurveillance, ada delapan gejala utama yang dialami oleh kelompok pengunjung pesta yang divaksinasi penuh.
Ini adalah batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam dan bersin.
Studi tersebut menemukan bahwa batuk, pilek, dan kelelahan adalah gejala paling umum pada individu yang divaksinasi, sementara bersin dan demam paling jarang terjadi.
Pakar kesehatan masyarakat juga menambahkan mual ke daftar gejala ini pada orang yang divaksinasi yang telah tertular varian Omicron seperti mengutip Independent Sabtu (12/3/2022).
Advertisement
Kelelahan dan Pusing
Meskipun vaksin melindungi terhadap risiko virus yang lebih serius, COVID-19 masih bisa menulari siapapun bahkan bagi orang yang sudah mendapat vaksin ketiga.
Sifat gejala yang ringan membuat sulit bagi orang untuk membedakan virus dari flu biasa.
Namun, menurut epidemiolog asal Inggris Tim Spector, sekitar 50 persen dari pilek yang terjadi di masa setelah Omicron terdeteksi sebenarnya adalah COVID-19.
Para ahli juga mengatakan dua gejala berbeda yang bisa menandakan tes positif. Kedua gejala itu adalah kelelahan dan pusing atau pingsan.
Lebih dari sekadar merasa lelah, kelelahan dapat diterjemahkan menjadi nyeri tubuh dengan menyebabkan otot yang sakit atau lemah, sakit kepala, dan bahkan penglihatan kabur dan kehilangan nafsu makan.
Dr Angelique Coetzee, seorang praktisi swasta dan Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan kelelahan adalah salah satu gejala utama Omicron ketika varian itu pecah di Afrika Selatan.
Infografis Gejala COVID-19 Omicron dan Cara Penanganan
Advertisement