Liputan6.com, Jakarta - Selama beberapa bulan belakangan terutama sejak merebaknya varian Omicron di Indonesia, layanan telemedisin semakin marak digunakan.
Pemerintah pun telah menggeser fokusnya terkait pengobatan COVID-19 yang kini dapat dilakukan secara daring melalui telemedisin. Namun hal ini ternyata menimbulkan kendala bagi kelompok lansia.
Baca Juga
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, para lansia memang kerap kesulitan untuk melakukan komunikasi lewat telemedisin.
Advertisement
"Kadang-kadang lansia mungkin sulit ya untuk mengetik dalam jumlah yang banyak, karena pertanyaan (saat konsultasi) itu apakah ada demam, suhunya berapa, apakah ada batuk, pilek, itu kan harus dijawab," ujar Nadia dalam webinar bertema Telemedisin Bagi Lansia: Penting Saat Isoman COVID-19 ditulis Minggu, (13/3/2022).
"Kemudian kalau ada keluhan, keluhan apa saja yang dirasakan juga harus diketik. Jadi mungkin untuk melakukan konsultasi itu bisa dibantu," tambahnya.
Nadia menjelaskan, konsultasi bagi lansia melalui telemedisin untuk penanganan COVID-19 bisa dibantu oleh pihak keluarga seperti anak atau pendampingnya.
Mengingat usai melakukan konsultasi pun, hasil yang didapatkan harus diproses kembali untuk masuk dalam tahap penebusan obat.
"Jadi ini bisa dibantu oleh anaknya ataupun pendampingnya. Kalau layanan telemedisin, selama kita tahu bahwa semua jawaban atas pertanyaan itu benar-benar (sesuai) dengan yang sakit --- karena kalau tidak bisa salah dalam diagnosis pengobatannya," kata Nadia.
Kelompok paling rentan
Dalam kesempatan yang sama, Nadia juga menuturkan capaian vaksinasi terutama pada kelompok lansia. Mengingat hal inipun berkaitan dengan Indonesia yang tengah mempersiapkan fase endemi COVID-19.
"Lansia baru 53 persen lho yang sudah divaksin lengkap. Makanya kita perlu banget nih mengajak lansia untuk segera divaksinasi untuk memberikan perlindungan," ujar Nadia.
"Karena mereka ini kelompok yang paling rawan, paling terdampak, dan kalau kita lihat tingkat kematian dan keparahannya juga paling tinggi," tambahnya.
Maka, sebelum menuju endemi, Nadia menyarankan untuk masyarakat ikut melakukan arahan pemerintah termasuk soal mendorong percepatan vaksinasi terutama pada lansia.
Advertisement