Liputan6.com, Jakarta - Mendapatkan obat secara gratis merupakan salah satu keunggulan dalam layanan telemedisin COVID-19. Obat tersebut pun bisa diperoleh dari hasil konsultasi yang dilakukan.
Namun, belum semua daerah di Indonesia sudah terjangkau oleh layanan telemedisin untuk COVID-19. Lalu, bagaimanakah cara pasien mendapatkan obat COVID-19 secara gratis tanpa telemedisin?
Baca Juga
Top 3 Islami: Amalan Mudah yang Pahalanya Terus Mengalir Tak Terbatas, 3 Penyebab Seseorang Tak Dapat Syafaat Rasulullah di Hari Kiamat
Profil Zahwa Nadhira yang Jadi Menantu Mahfud MD, Perempuan yang Hobi Belajar dan Kini Tempuh Studi Doktoral HI Unpad
4 Zodiak yang Awalnya Terlihat Dingin Namun Memiliki Hati yang Hangat
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hingga kini daerah yang baru terjangkau adalah Jabodetabek, Bandung Raya, Jogjakarta, Solo, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Advertisement
"Kalau untuk yang tidak ada layanan telemedisinnya, pasti pertanyaannya apakah kita bisa dapat obatnya juga secara gratis ya?" ujar Nadia dalam webinar bertema Telemedisin Bagi Lansia: Penting Saat Isoman COVID-19 ditulis Minggu, (13/3/2022).
Nadia menjelaskan, obat COVID-19 tetap bisa didapatkan secara gratis bagi daerah yang tidak terjangkau oleh layanan telemedisin.
Caranya adalah dengan mendatangi langsung fasilitas kesehatan atau meminta bantuan pada pihak keluarga yang tidak dinyatakan positif untuk membawa hasil keterangan positif pasien ke fasilitas kesehatan.
"Kemudian nanti petugas puskesmas akan membantu memberikan obat-obatan tersebut juga secara gratis. Sekaligus melakukan pemantauan," kata Nadia.
Obat sesuai gejala
Saat melakukan konsultasi pada pihak fasilitas kesehatan maupun secara daring melalui telemedisin, Nadia mengungkapkan bahwa pasien pun harus jujur dalam mengutarakan gejala.
"Ada 14 pertanyaan yang ditanyakan termasuk gejala-gejala tadi, jadi ada skrining. Termasuk selain menilai gejala klinis, juga kelayakan untuk isolasi mandiri," ujar Nadia.
"Jadi kita juga tidak akan memberikan obat kalau yang bersangkutan ini tidak layak melakukan isolasi mandiri, karena nanti bahayanya lebih besar," tambahnya.
Selain itu, Nadia menjelaskan, pihak puskesmas juga nantinya bisa membantu anggota keluarga lainnya untuk memeriksakan kondisinya.
"Nanti tahap berikutnya adalah melakukan tracing pada anggota keluarga yang ada di sekitar dia (pasien)," ujar Nadia.
Advertisement