Liputan6.com, Sydney - Pihak berwenang Australia pada Senin, 14 Maret 2022, mendorong warga agar cepat-cepat mendapat vaksin booster supaya terbebas dari ancaman Subvarian Omicron BA.2.
Australia diketahui tengah berjuang melawan kasus COVID harian dan tingkat rawat inap selama gelombang Omicron. Hasilnya pun cukup stabil selama enam minggu terakhir.
Baca Juga
Sehingga sebagian besar negara bagian memutuskan untuk melonggarkan protokol kesehatan COVID-19 seperti aturan jaga jarak dengan syarat masker tetap digunakan selama berada di dalam ruangan.
Advertisement
Sejumlah perusahaan juga mendorong karyawan untuk kembali bekerja dari kantor.
Akan tetapi dalam dengar pendapat dengan parlemen negara bagian di Sydney pada Kamis, 10 Maret 2022, Menteri Kesehatan New South Wales, Sydney, Brad Hazzard, mengatakan, kemungkinan kasus COVID mengalami peningkatan dalam empat sampai enam minggu ke depan karena Subvarian Omicron BA.2.
Lebih lanjut Brad menjelaskan bahwa Omicron Siluman tersebut sangat menular dibanding varian COVID-19 yang lain.
"Sehingga akan lebih banyak orang di rumah sakit dan mungkin lebih banyak juga yang meninggal," katanya kepada penyiar ABC dikutip dari situs Channel News Asia pada Senin, 14 Maret 2022.
20.000 Kasus COVID Baru di Australia
Sebanyak 20.000 kasus baru dilaporkan di Australia pada Senin siang, 14 Maret 2022, dengan empat kasus kematian.
Dengan adanya penambahan sebanyak itu, total kasus COVID-19 di Australia menjadi 3,1 juta kasus dan 5.590 kasus kematian.
Sementara terkait dengan vaksinasi COVID-19, data resmi pemerintahan mencatat kurang lebih 57 persen populasi di atas 16 tahun di New South Welas telah menerima vaksin booster.
New South Welas adalah rumah bagi sepertiga dari 25 juta orang di Australia.
Sedangkan yang sudah vaksinasi COVID-19 sebanyak dua kali angkanya mencapai 95 persen.
"Ada tingkat kebingungan," katanya.
Dirinya mengakui ada 'masalah besar' dengan orang-orang yang maju untuk mendapatkan booster mereka.
Lebih dari dua juta orang di negara bagian --- dengan total populasi delapan juta --- saat ini memenuhi syarat untuk menerima vaksin dosis lanjutan.
Advertisement
Belum Bisa Menganggap COVID-19 seperti Flu Biasa
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) --- berdasarkan data awal --- pada pertengahan Februari 2022 mengatakan bahwa Subvarian Omicron BA.2 tampaknya lebih menular daripada BA.1.
Meski sebenarnya, pada Sabtu, 5 Maret 2022, Ahli Epidemiologi Penyakit Menular dan Pimpinan Teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengabarkan bahwa subvarian Omicron BA.2 yang semula dianggap parah ternyata dinilai sama ringannya seperti BA.1.
Pernyataan dari WHO tersebut membuat pakar kesehatan dan ahli epidemiologi kembali meminta pihak berwenang untuk memertimbangkan menerapkan kembali beberapa pembatasan, termasuk wajib pakai masker di dalam ruangan, seperti swalayan.
Tetapi Perdana Menteri, Scott Morrison, selama akhir pekan mengatakan para pemimpin politik negara itu ingin pindah ke fase baru hidup dengan COVID-19 seolah-olah itu adalah flu biasa.
Infografis Journal
Advertisement