Sukses

Kenali Hubungan Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung

Sebagai pembunuh nomor satu di dunia, informasi seputar penyakit jantung sangat penting untuk terus ditingkatkan.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai pembunuh nomor satu di dunia, informasi seputar penyakit jantung pastinya penting untuk terus ditingkatkan. Pemahaman terhadap penyakit jantung dan gejalanya memiliki andil untuk menyelamatkan nyawa diri sendiri maupun orang lain. Salah satu penyakit yang perlu diwaspadai adalah penyakit jantung koroner dan serangan jantung.

Data RISKESDAS atau Riset Kesehatan Dasar menunjukkan penyakit jantung koroner termasuk dalam 5 besar penyebab kematian di Indonesia. Penyakit ini tak hanya menyerang lanjut usia tetapi juga kelompok produktif. 

“Penyakit jantung koroner yang bermanifestasi sebagai serangan jantung merupakan penyebab kematian utama pada kelompok usia produktif,” kata dr. Kabul Priyantoro, Sp.JP(K), FIHA dari RS EMC Cikarang.

Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke jantung mengeras dan mengalami penyempitan. Biasanya kondisi ini dipicu oleh penumpukan kolesterol dan pembekuan darah di dalam arteri (aterosklerosis). Penyempitan arteri inilah yang menyebabkan aliran darah dan oksigen ke jantung menjadi berkurang, akibatnya organ tersebut tidak dapat berfungsi normal.

2 dari 3 halaman

Mengenal Bahaya Serangan Jantung

dr. Kabul Priyantoro menjelaskan Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) atau serangan jantung didefinisikan sebagai timbulnya gejala dan tanda iskemia jaringan otot jantung secara akut berupa nyeri dada khas infark yang disertai perubahan gambaran elektrokardiografi (EKG) berupa elevasi segmen ST yang menetap, gambaran left bundle branch block (LBBB) baru, atau terbentuknya gelombang Q patologis, disertai tanda kerusakan sel otot jantung berupa naik atau turunnya kadar biomarker troponin setidaknya diatas persentil ke-99 dari nilai rujukan teratas.

Untuk pembuktian serangan jantungnya sendiri dilakukan melalui teknik pencitraan. 

“Serangan jantung dibuktikan melalui teknik pencitraan berupa hilangnya jaringan sel otot jantung yang baru yang ditandai oleh perubahan gerakan regional otot jantung, adanya gambaran trombus dalam pembuluh darah koroner yang terdeteksi melalui angiografi atau otopsi,” jelas dr. Kabul Priyantoro.

Lebih lanjut, dr. Kabul Priyantoro menguraikan pada umumnya pasien IMA-EST mengalami sumbatan total pembuluh darah koroner epikardial. Tujuan tatalaksana pada kelompok kasus ini yaitu mengembalikan aliran darah koroner secara cepat sehingga aliran darah ke distal dapat kembali normal dengan cara reperfusi mekanik berupa intervensi koroner perkutan primer (IKPP) atau dengan farmako reperfusi yaitu fibrinolitik.

3 dari 3 halaman

Pemasangan ring jantung 

Intervensi koroner perkutan primer (IKPP) atau ring jantung merupakan pilihan utama terapi revaskularisasi mekanik dalam menangani pasien infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) atau serangan jantung. 

Pemasangan ring jantung berperan besar untuk mengatasi risiko dari penyakit jantung koroner dan serangan jantung. “Angka kematian pasien IMA-EST di dunia menunjukan penurunan seiring dengan berkembangnya pengobatan modern, dan meningkatnya penggunaan tindakan IKPP atau ring jantung,” kata dr. Kabul Priyantoro.

Bila ada keluarga maupun kenalan yang memiliki masalah dengan penyakit jantung koroner dan berisiko mengalami serangan jantung, jangan ragu untuk merujuk ke rumah sakit dan pelayanan kesehatan.

Saat ini, di Indonesia seiring dengan adanya layanan jaminan kesehatan nasional (JKN) dan asuransi kesehatan lainnya, tindakan pemasangan ring jantung gawat darurat atau Intervensi koroner perkutan primer (IKPP), sudah merupakan hal yang lazim ditemui di lapangan.

Di EMC Healthcare, telah tersedia pelayanan intervensi koroner perkutan (Ring Jantung) dan dapat ditangani langsung salah satunya oleh dr. Kabul Priyantoro, Sp.JP(K), FIHA selaku Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah Konsultan Kardiologi Intervensi RS EMC Cikarang.

 

(*)