Sukses

Jaga Fungsi Ginjal Tetap Sehat Bila Tak Ingin Kena Gangguan Ginjal Kronik

Penyakit ginjal dapat terjadi bila tak menjaga fungsi ginjal dengan baik

Liputan6.com, Jakarta - Fungsi ginjal tidak hanya membuang air yang tak dibutuhkan lagi melalui urine, tapi juga membuang zat-zat lain seperti sisa-sisa metabolisme dari makanan atau obat, kelebihan elektrolit, hingga mengatur tekanan darah.

Lebih dari itu ginjal juga bekerja memproduksi sel darah merah dan mengaktivasi vitamin D untuk penyerapan kalsium agar dapat menjaga kesehatan tulang.

"Ginjal erat kita dengar untuk memproduksi air seni atau urine, tapi produksi ginjal tidak terbatas hanya untuk membuang urine saja tapi juga pada regulasi ginjal dan produksi atau aktivasi," kata ahli gizi dr Dedyanto Henky Saputra MGizi AIFO K saat siaran langsung di Instagram @KalbeGroup belum lama ini.

Dedy menekankan pentingnya menjaga kesehatan ginjal. Sebab, ginjal merupakan salah satu organ penting yang ada di tubuh kita.

Bila ginjal dalam keadaan tidak sehat, lanjut dia, membuat fungsi-fungsi ginjal tidak dapat berfungsi.

"Sehingga menyebabkan banyak penyakit," kata pria yang juga Medical General Manager Kalbe.

Penyakit ginjal yang tidak asing di telinga adalah batu ginjal dan infeksi saluran kemih. Dedy, mengatakan, jika sudah mempunyai kerusakan permanen, disebut gangguan ginjal kronik.

Dijelaskan Dedy, ini merupakan kondisi gangguan kesehatan yang diakibatkan fungsi ginjal menurun secara permanen atau sudah terjadi selama tiga bulan atau lebih.

 

2 dari 4 halaman

Masalah pada Pasien Gangguan Ginjal Kronik

Lebih lanjut Dedy, mengatakan, salah satu masalah pada pasien gangguan ginjal kronik adalah mual. Ketika racun-racun yang seharusnya dibuang tapi tidak dapat dikeluarkan dan menumpuk di saluran darah dan bahkan di rongga mulut.

"Sehingga, membuat napsu makan pasien ginjal berkurang karena racun berbau tadi yang seharusnya dibuang, tapi bisa juga terjadi akibat stres karena pembatasan makanan yang ekstrem sehingga berat badan menurun sehingga terjadi malanutrisi," katanya.

Menurut Dedy, pasien ginjal kronik stadium dialisis dan pre-dialisis dibutuhkan pembatasan asupan nutrisi. Asupan protein pada pasien pre-ginjal kronik atau yang belum dialisis harus dikurangi agar dapat memertahankan fungsi ginjalnya, supaya tidak cepat jatuh ke dalam stadium cuci darah.

Sebaliknya jika sudah masuk ke dalam dialisis, asupan protein harus ditingkatkan agar ketika cuci darah protein di badan juga terbuang.

"Pasien ginjal itu unik, tidak bisa diberikan suplemen sembarangan, susu sembarangan. Karena nanti proteinnya tinggi untuk pasien pre-dialisis atau sebaliknya untuk pasien dialisis. Jadi, pilihlah suplemen nutrisi yang disesuaikan dengan penyakit ginjalnya," ujarnya.

 

3 dari 4 halaman

Asupan untuk Pasien Ginjal

"Saat ini kita punya Nephrisol dan Nephrisol D untuk menjawab kebutuhan nutrisi bagi pasien ginjal yang disesuikan dengan kondisinya, apakah pre-dialisis atau dialisis," kata Product Management Medikal Nutrience Kalbe, Airin Levina, S.Gz.

Menurutnya, ada perbedaan kebutuhan protein pada pasien penyakit ginjal yang dapat dilihat dari stadium dialisis dan pre-dialisis. Mereka yang merupakan pasien penyakit ginjal pre-dialisis merupakan pasien yang membutuhkan diet protein. Sedangkan mereka yang merupakan pasien penyakit ginjal dialisis merupakan pasien yang membutuhkan protein yang tinggi.

Nephrisol dan Nephrisol D merupakan pangan olahan untuk medis khusus pasien ginjal kronik pre-dialisis dari keterangan kandugannya yang ditujukan untuk pasien ginjal kronik baik pre-dialisis dan dialisis.

Untuk mereka yang berada pada kategori usia lansia, anak-anak, serta ibu hamil dan menyusui --- baik mereka yang masuk stadium penyakit ginjal pre-dialisis dan dialisis --- memiliki keragaman kebutuhan protein yang berbeda-beda.

Airin, mengatakan, perhitungan gizi yang dibutuhkan dapat dikonsultasikan lewat dokter atau ahli gizi.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19