Liputan6.com, Jakarta - Pusat Nasional untuk Penyakit Menular di Singapura (NCID) menemukan bahwa orang dewasa yang lebih tua yang disuntik vaksin booster Moderna akan mendapat antibodi jauh lebih tinggi.
Temuan ini didasarkan pada uji klinis yang dilakukan terhadap 100 peserta yang telah menerima vaksin Pfizer - BioNTech/ Cominarty saat vaksinasi COVID-19 ke-1 dan ke-2.
Baca Juga
Para peserta terdiri dari populasi di bawah 60 tahun dan setengahnya lagi di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia).
Advertisement
Saat mengumumkan hasil penemuannya pada Kamis, 17 Maret 2022, NCID mengatakan bahwa tidak hanya respons antibodi yang lebih tinggi, vaksin booster Moderna juga dapat melawan SARS-CoV-2 atau Virus Corona 'yang lebih liar'.
Bahkan, ampuh dalam melawan varian-varian yang tengah menjadi perhatian, dari Alpha hingga Omicron.
Â
Vaksin Booster Moderna Setelah Vaksinasi Gunakan Pfizer
Studi ini juga menemukan bahwa pada hari ketujuh setelah memeroleh suntikan vaksin dosis ketiga atau lanjutan, tingkat antibodi untuk kelompok tersebut dua kali lebih tinggi. Lalu 1,5 kali lebih tinggi pada hari ke-28.
"Tingkat antibodi penetral terhadap Omicron dengan Pfizer - BioNTech/ Cominarty adalah 72,8 persen pada hari ke-28 dibandingkan 84,3 persen dengan Moderna," kata NCID dikutip dari situs Channel News Asia pada Jumat, 18 Maret 2022.
Namun, untuk orang dewasa yang lebih muda, perbedaan seperti itu tidak diamati. Apakah peserta yang menunjukkan tingkat antibodi yang sama telah menerima vaksin booster Moderna atau Pfizer -BioNTech/ Comirnaty.
Â
Advertisement
Reaksi yang Terjadi
Lebih lanjut NCID, mengatakan, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi atau KIPI yang akan dirasakan penerima vaksin booster Moderna umumnya ringan dan terjadi sebentar.
Paling sering adalah nyeri di tempat suntikan dalam waktu 72 jam setelah booster, kelelahan, diikuti nyeri otot sebagai reaksi umum.
Untuk peserta berusia 60 dan lebih tua, demam, lemah, dan gampang lelah lebih sering terjadi pada mereka yang menerima Moderna sebagai dosis booster.
NCID menyebut bahwa tidak ada peserta yang memiliki efek samping yang serius.
Meski begitu, NCID tetap akan terus mengamati dan melengkapi studi dari uji klinis internasional lainnya.
"(Mereka) memberikan data lokal yang meyakinkan bahwa dosis ketiga vaksin mRNA aman dan efektif untuk meningkatkan respons kekebalan," kata pemimpin uji klinis, Dr Barnaby Young.
"Individu yang berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 parah seperti orang dewasa yang lebih tua (60 tahun ke atas) lebih cenderung memiliki tingkat antibodi yang rendah enam bulan setelah vaksinasi primer, jadi, penting bagi kelompok ini untuk menerima suntikan booster,"Â pungkas Barnaby.
Infografis Batas Kedaluwarsa 6 Vaksin COVID-19 Diperpanjang
Advertisement