Liputan6.com, Jakarta Banyak orang percaya jatuh cinta pada pandangan pertama itu nyata, sementara kebanyakan orang lain berpikir itu hanya mitos. Jadi apakah itu benar?
Dilansir dari YourTango, beberapa pakar masalah cinta, termasuk antropolog biologi Dr. Helen Fisher, pakar hubungan dan komunikasi Fiona Fine, penulis dan pelatih kencan Gregg Michaelsen, dan pakar kencan Jasbina Ahluwalia menjelaskan secara ilmiah tentang kebenaran cinta pada pandangan pertama untuk menyelesaikan perdebatan abadi ini.
Baca Juga
1. Apakah jatuh cinta pada pandangan pertama benar-benar mungkin?
Advertisement
Masih belum ada jawaban pasti untuk misteri romantis ini, tapi bukan berarti cinta pada pandangan pertama tidak bisa terjadi. Tapi secara ilmiah, cinta pada pandangan pertama itu mungkin.
Menurut banyak studi psikologis dan antropologis, cinta pada pandangan pertama tentu saja sebuah kemungkinan.
"Dari pemikiran biologis murni, ini (cinta pada pandangan pertama) ada dari sirkuit otak. Ini adalah sistem otak. Ini seperti sistem ketakutan. Ini seperti sistem kemarahan. Anda bisa langsung marah, Anda bisa langsung ketakutan, dan Saya pikir Anda bisa jatuh cinta secara instan. Dan faktanya, saya pikir seluruh sistem otak ini berevolusi hampir secara instan," jelas Dr. Helen Fisher.
Ini adalah salah satu dari tiga sistem otak, jelasnya, bahwa manusia telah berevolusi demi perkawinan dan reproduksi.
"Salah satunya adalah dorongan seks (nafsu). Yang pertama adalah perasaan cinta romantis yang intens, cinta obsesif, jatuh cinta, tergila-gila, bagaimanapun Anda ingin menyebutnya, dan yang ketiga adalah perasaan keterikatan yang dalam," jelasnya.
"Jadi saya pikir ini adalah sistem otak yang sangat spesifik yang berevolusi jutaan tahun yang lalu, untuk memungkinkan Anda memfokuskan energi perkawinan Anda pada satu individu tertentu dan memulai proses perkawinan, dan itu dapat dipicu secara instan," lanjut Dr. Fisher.
Â
2. Cinta pada pandangan pertama dasar hubungan yang lebih dalam
"Otak manusia bekerja lebih cepat saat di bawah sadar daripada saat sadar. Pertemuan pertama dapat mengarah ke tingkat koneksi... Saya pikir itu bisa menjadi awalnya," jelas Ahluwalia dan Dr. Fisher mengangguk setuju.
Kuncinya, Fisher menjelaskan, adalah bahwa apa yang benar-benar Anda inginkan demi hubungan yang langgeng adalah ketiga sistem otak bekerja bersama.
3. Pria mungkin lebih cenderung jatuh cinta pada pandangan pertama daripada wanita.
"Saya melakukan penelitian tahunan yang disebut Singles in America dengan Match.com. Disana kami menanyakan apakah Anda percaya akan cinta pada pandangan pertama dan apakah itu pernah terjadi pada Anda. Hasilnya, setiap tahun sekitar 40% pria mengatakan mereka mengalaminya sementara hal itu hanya terjadi pada 30% wanita," bagi Fisher.
Berdasarkan studi pemindaian otaknya, Dr. Fisher mencatat bahwa pria jatuh cinta jauh lebih cepat daripada wanita karena mereka sangat memperhatikan visual, dan mereka juga lebih sering jatuh cinta daripada wanita.
Michaelsen setuju dan mengatakan, "Ketika seorang pria masuk ke sebuah ruangan, itu semua tentang.. Anda tahu, dan saya tidak selalu bangga dengan fakta itu, tapi begitulah pikiran kami terbawa," jawab Fisher.
Â
Advertisement
4. Ada perbedaan antara
"Saya percaya ada perbedaan besar antara 'jatuh cinta' dan 'mencintai'," kata pelatih kencan Fiona Fine.
"Saya sebenarnya berkencan dengan seorang pria, telah berkencan dengannya selama sekitar satu tahun. Tiba-tiba setahun kemudian, saya jatuh cinta padanya. Saya juga secara pribadi, merasa kami berdua merasakan perubahan itu. Ia dulu tidak pernah jatuh cinta padaku. Ia selalu mencintaiku, tapi ia tidak jatuh cinta padaku. Jadi...saya tidak berpikir kita jatuh cinta pada pandangan pertama. Saya pikir... banyak hal lain terjadi."
Jadi apa itu, jika itu bukan cinta? Dan siapa di antara mereka yang sedang jatuh cinta dan siapa yang hanya mencintai yang lain?
Sebenarnya, "mencintai" adalah kata kerja tindakan. Anda memberikan cinta kepada mereka, Anda memberi tahu mereka bahwa Anda mencintai mereka (dalam banyak cara berbeda), dan Anda melakukan pekerjaan untuk tetap mencintai mereka.
Tapi gagasan jatuh cinta hampir pasif. Seolah-olah itu terjadi pada Anda, di luar kendali Anda, dan Anda tidak dapat menahannya. Kepasifan ini mungkin salah satu alasan mengapa orang begitu terikat secara romantis untuk jatuh cinta pada pandangan pertama. Mereka menyukai perasaan jatuh bebas ke dalam sesuatu dan kehilangan kendali.
Itu membuat cinta itu tampak semakin menggairahkan, semakin penting. Tapi apakah itu benar?
Artinya, butuh lebih banyak penelitian yang harus dilakukan tentang misteri cinta ini, tapi yang pasti, romantisme ada di luar sana. Jadi, tetaplah percaya itu.