Pria yang mengalami kesulitan terangsang saat berhubungan seks sudah banyak yang mengandalkan Viagra. Selain meningkatkan gairah pria, ternyata viagra juga bisa membantu menghilangkan lemak dalam tubuh.
Para ilmuwan menemukan obat yang bisa mengkonversi sel yang tidak diinginkan lemak putih menjadi lemak krem. Lemak energi yang bisa membakar kalori daripada menyimpannya dalam pinggang.
Zat ini juga mengurangi risiko komplikasi lain yang disebabkan oleh obesitas seperti peradangan, yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Pemimpin studi Profesor Alexander Pfeifer, dari Universitas Bonn, mengatakan kalau Sildenafil atau viagra tidak hanya mampu meminimalisir masalah ereksi, tetapi juga dapat mengurangi risiko kenaikan berat badan yang berlebihan.
Timnya meneliti efek dari obat seks pada sel-sel lemak pada tikus. Tes sebelumnya mengatakan kalau tikus yang diobati dengan Viagra bisa menjadi resisten terhadap obesitas bila diberi diet tinggi lemak. Para peneliti memberikan obat ini selama 7 hari.
"Efek yang cukup menakjubkan," kata co-peneliti Dr Ana Kilic seperti yang dilansir dari Dailymail (19/1/2013)
Sildenafil (viagra) bisa meningkatkan konversi sel lemak putih, yang ditemukan pada manusia. Sel-sel lemak membakar energi dari makanan yang ditelan dan mengubahnya menjadi energi', kata Prof Pfeifer.
Para peneliti sangat berharap untuk penemuan ini. Seperti diketahui kalau viagra digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi serta penyakit paru-paru langka yang dikenal sebagai hipertensi pulmonal.
Para peneliti menemukan obat juga mencegah sel-sel lemak. Hal ini berpotensi mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes.
Tim peneliti mengatakan kalau masih dibutuhkan studi tambahan untuk membuktikannya.
Lebih dari setengah miliar orang di seluruh dunia yang kelebihan berat badan. Sebuah survei yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat orang dewasa atau sekitar 26% warga Inggris mengalami obesitas. Kondisi ini meningkatkan risiko yang berpotensi mengancam jiwa karena penyakit seperti kanker dan penyakit jantung serta diabetes tipe 2.
"Kami sedang dalam tahap penelitian dasar, dan semua studi telah secara eksklusif dilakukan pada tikus," kata Prof Pfeifer.
Penelitian lebih lanjut akan diperlukan sampai obat ini cocok untuk mengurangi sel-sel lemak putih pada manusia.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology. (Fit/Igw)
Para ilmuwan menemukan obat yang bisa mengkonversi sel yang tidak diinginkan lemak putih menjadi lemak krem. Lemak energi yang bisa membakar kalori daripada menyimpannya dalam pinggang.
Zat ini juga mengurangi risiko komplikasi lain yang disebabkan oleh obesitas seperti peradangan, yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Pemimpin studi Profesor Alexander Pfeifer, dari Universitas Bonn, mengatakan kalau Sildenafil atau viagra tidak hanya mampu meminimalisir masalah ereksi, tetapi juga dapat mengurangi risiko kenaikan berat badan yang berlebihan.
Timnya meneliti efek dari obat seks pada sel-sel lemak pada tikus. Tes sebelumnya mengatakan kalau tikus yang diobati dengan Viagra bisa menjadi resisten terhadap obesitas bila diberi diet tinggi lemak. Para peneliti memberikan obat ini selama 7 hari.
"Efek yang cukup menakjubkan," kata co-peneliti Dr Ana Kilic seperti yang dilansir dari Dailymail (19/1/2013)
Sildenafil (viagra) bisa meningkatkan konversi sel lemak putih, yang ditemukan pada manusia. Sel-sel lemak membakar energi dari makanan yang ditelan dan mengubahnya menjadi energi', kata Prof Pfeifer.
Para peneliti sangat berharap untuk penemuan ini. Seperti diketahui kalau viagra digunakan untuk mengobati disfungsi ereksi serta penyakit paru-paru langka yang dikenal sebagai hipertensi pulmonal.
Para peneliti menemukan obat juga mencegah sel-sel lemak. Hal ini berpotensi mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker dan diabetes.
Tim peneliti mengatakan kalau masih dibutuhkan studi tambahan untuk membuktikannya.
Lebih dari setengah miliar orang di seluruh dunia yang kelebihan berat badan. Sebuah survei yang diterbitkan tahun lalu mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat orang dewasa atau sekitar 26% warga Inggris mengalami obesitas. Kondisi ini meningkatkan risiko yang berpotensi mengancam jiwa karena penyakit seperti kanker dan penyakit jantung serta diabetes tipe 2.
"Kami sedang dalam tahap penelitian dasar, dan semua studi telah secara eksklusif dilakukan pada tikus," kata Prof Pfeifer.
Penelitian lebih lanjut akan diperlukan sampai obat ini cocok untuk mengurangi sel-sel lemak putih pada manusia.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology. (Fit/Igw)