Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin pernah mendengar bahwa Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dapat menyebabkan kematian. Namun ternyata, hal tersebut sebenarnya keliru lho.
Menurut Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastro Entero Hepatologi, dr Rabbinu Rangga Pribadi, yang menyebabkan kematian mungkin adalah serangan jantung. Â
Baca Juga
"GERD itu tidak menimbulkan kematian karena memang sakitnya asam lambung naik ke kerongkongan. Jadi tidak menimbulkan kematian walaupun memang mengganggu kualitas hidup," ujar Abi dalam live streaming bersama Liputan6.com dan EMC Healthcare pada Senin, (21/3/2022).
Advertisement
"Misalnya jadi susah tidur, enggak nyaman. Padahal sebenarnya (GERD) tidak membuat kematian dan yang suka salah kaprah sepertinya orang sakit dada mungkin ini pasien serangan jantung dipikirnya GERD," ujar Abi.
Abi menjelaskan, hal tersebut bisa dikarenakan GERD dan serangan jantung memiliki gejala yang mirip yakni nyeri di area dada.
"Gejalanya GERD dan serangan jantung bisa mirip-mirip, nyeri dada di tengah atau di sebelah kiri. Itu kadang-kadang yang menjadi saru, suka ketuker," kata Abi.
Cara membedakannya
Abi menjelaskan, GERD dan serangan jantung dapat dibedakan lewat gejala yang muncul. Pada penyakit GERD, akan muncul perasaan panas di dada.
"GERD biasanya heartburn, perasaannya panas di dada, biasanya dia enggak nembus ke belakang. Jadi perasaan panas enggak tembus ke belakang, terus mulutnya asam," ujar Abi.
"Nah kalau ke arah sakit jantung itu nyerinya di dada kiri atau tengah tapi suka menjalar ke tangan, ke rahang, ke belakang punggung, bisa keringat dingin," tambahnya.
Terlebih, Abi menambahkan, agar lebih yakin untuk membedakan keduanya pasien pun bisa langsung mengonsultasikan itu pada dokter yang bersangkutan.
"Supaya kita yakin ini permasalahan jantung atau sakit GERD," kata Abi.Â
Advertisement