Liputan6.com, Jakarta Tuberkulosis atau yang akrab dikenal dengan TBC merupakan salah satu penyakit yang proses penularannya melalui percikan liur. Pencegahannya pun dapat dikatakan sulit. Mengingat Anda tidak akan selalu mengetahui siapa yang sedang terpapar TBC secara pasti.
Namun, masih ada lho serangkaian cara yang dapat dilakukan untuk mencegah virus satu ini agar tidak berkembang lebih lanjut.
Baca Juga
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa TBC memiliki tiga tahapan sebelum seseorang dapat dinyatakan positif tertular.
Advertisement
Pertama, saat seseorang baru saja terpapar dengan pasien TBC, maka virus tersebut bisa tetap tidur atau diam dalam tubuh manusia.
"Kuman itu bisa tidur dalam tubuh kita menunggu sampai dengan sistem kekebalan turun baru kemudian menyerang kembali sistem kita," ujar Nadia dalam konferensi pers The 1st G20 Health Working Group (HWG) ditulis Kamis, (24/3/2022).
"Pada waktu dia tidur, itu kita tidak bisa mendapatkan tanda-tanda sehingga tentunya sama seperti penanganan COVID-19, pada saat kita terpapar positif TBC itu kita harus diberikan obat pencegahan Tuberkulosis," tambahnya.
Fungsinya tentu untuk mencegah virus yang telah masuk tersebut agar tidak berkembang lebih lanjut atau semakin parah dalam tubuh Anda.
Deteksi lebih lanjut
Kedua, Nadia menuturkan bahwa ketika virus sudah tidur dalam tubuh namun belum menimbulkan gejala, maka penting untuk melakukan deteksi lebih lanjut.
"Pada saat virus itu tidur kemudian terjadi penyebarluasan namun belum menimbulkan gejala itu kita perlu deteksi lebih dini. Sebelum gejalanya menjadi berat," kata Nadia.
Selanjutnya yang ketiga, mengingat pengobatan TBC membutuhkan waktu yang panjang, Nadia mengungkapkan, kepatuhan pun menjadi poin yang vital.
"Pengobatan TBC ini membutuhkan jangka waktu enam sampai sembilan bulan, kepatuhan untuk terus minum obat ini menjadi penting bagi masyarakat," ujarnya.
Advertisement