Sukses

Penerapan Aturan Bebas Karantina bagi PPLN, Epidemiolog: Relatif Aman

Pemerintah menetapkan aturan bebas karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang sudah vaksinasi dosis lengkap.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menetapkan aturan bebas karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang sudah vaksinasi dosis lengkap.

Terkait aturan ini, ahli epidemiologi Dicky Budiman mengatakan bahwa aturan ini relatif aman diterapkan.

“Adanya kebijakan pencabutan masa karantina untuk PPLN dalam konteks saat ini relatif aman tapi tentu bukan tidak ada risiko sama sekali. Oleh karena itu penting sekali kita menyadari penguatan respons sistem deteksi dini terutama di komunitas,” kata Dicky dalam keterangan kepada Health Liputan6.com belum lama ini.

Ia menambahkan, penguatan prosedur dan protokol kesehatan di berbagai setting juga harus diperkuat atau dipastikan bisa terjaga.

“Kebiasaan memakai masker, menjaga jarak, penguatan kualitas udara, sirkulasi, ventilasi, menjadi sangat penting.”

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Modal Pelonggaran

Lebih lanjut Dicky menyampaikan bahwa pelonggaran-pelonggaran semacam ini memang sulit dihindari. Pasalnya, Indonesia tengah berada dalam masa transisi dan sudah memiliki modal untuk melakukan pelonggaran tersebut.

“Katakanlah modal imunitas, tapi kita haru sampaikan dan harus sadari bahwa ini tidak menjadi jaminan bahwa tidak akan terjadi lonjakan atau ledakan ketika kita abai.”

Untuk itu, masyarakat tetap disarankan untuk vaksinasi tiga dosis. Selain itu, perilaku masyarakat di masa transisi juga perlu dijaga atau konsisten dalam menjalankan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas).

3 dari 4 halaman

Pandemi Belum Berakhir

Terlepas dari pelonggaran yang dilakukan, Dicky mengimbau semua pihak untuk menerapkan persepsi bahwa pandemi belum berakhir.

“Dengan literasi yang kuat, kita bangun persepsi, kewaspadaan bahwa pandemi belum berakhir, adanya pelonggaran ini harus disertai penguatan atau menjaga kualitas penguatan intervensi di aspek lain.”

Pasalnya, beberapa negara termasuk di Kawasan Asia Tenggara masih menghadapi subvarian Omicron BA.2. Hal ini perlu menjadi cerminan bagi Indonesia untuk betul-betul menjaga konsistensinya.

“Apa yang terjadi di luar, bisa terjadi juga di Indonesia,” tutupnya.

4 dari 4 halaman

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya