Sukses

Buntut Perang Ukraina, Chanel Larang Penjualan Barang Mewah pada Sosialita Rusia

Perang Ukraina sudah berlangsung lebih kurang 6 minggu. Tak hanya berdampak buruk bagi warga Ukraina, perang juga berbuah negatif pada sosialita Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Perang Ukraina sudah berlangsung lebih kurang 6 minggu. Tak hanya berdampak buruk bagi warga Ukraina, perang juga berbuah negatif pada sosialita Rusia.

Pasalnya, merek ternama Chanel melarang para sosialita Rusia untuk membeli barang mewah yang diproduksinya.

Merek mahal tersebut menarik bisnis dari Rusia sebagai protes atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina, bersama dengan banyak merek lain. Namun, para fashionista Rusia tidak berharap akan dilarang berbelanja di negara lain.

Desainer interior dan influencer Rusia Liza Litvin mengeluh tentang pengalamannya ditolak Chanel di mal ternama di Dubai.

"Saya pergi ke butik Chanel di Mall of the Emirates," tulisnya dengan marah. “Mereka tidak menjual tas itu kepada saya karena saya dari Rusia,” mengutip New York Post, Selasa (5/4/2022).

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Tak Boleh Dipakai di Rusia

Litvin juga mengatakan bahwa Chanel memiliki peraturan baru, yakni hanya menjual tas tersebut jika ia bersedia menandatangani surat perjanjian.

“Selembar kertas yang mengatakan bahwa saya tidak akan memakai tas ini di Rusia.”

Ia juga dimintai rincian identitas dan perlu memberikan nomor telepon Rusianya.

“Selanjutnya, manajer mengatakan bahwa mulai hari ini mereka menjual ke Rusia hanya jika mereka menandatangani perjanjian untuk tidak memakai barang-barang mereka di Rusia.”

3 dari 4 halaman

Tanggapan Chanel

Influencer Rusia itu bukan satu-satunya yang dilarang berbelanja aksesoris mewah favoritnya. Kantor perusahaan Prancis Chanel mengonfirmasi kebijakan baru yang mereka klaim dipaksakan karena sanksi Uni Eropa dan Swiss terhadap barang-barang mewah.

“Pembatasan sanksi terbaru dari Uni Eropa dan Swiss melarang penjualan, secara langsung atau tidak langsung, barang-barang mewah kepada orang atau badan hukum mana pun di Federasi Rusia atau untuk digunakan di Federasi Rusia,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Pelanggan sekarang diminta untuk mengonfirmasi bahwa produk yang mereka beli tidak akan digunakan di Rusia.

“Kami memahami bahwa langkah-langkah ini, yang ditujukan untuk mematuhi persyaratan hukum, dapat menimbulkan ketidaknyamanan tertentu bagi beberapa pelanggan. Kami saat ini sedang bekerja untuk meningkatkan prosedur dan meminta maaf atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan terkait,” kata Chanel.

4 dari 4 halaman

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina